15 agustus 2009.
Denting-denting nada kepiluan, masih terasa sebagai latar yang tepat di ruangan ini. Mengisi setiap sudut-sudutnya dengan air mata kehilangan. Berbaur dengan kesedihan, gadis itu, satu-satunya orang di tempat ini.
Membenamkan wajahnya di bantal, membiarkan isakan tangisnya tersamar disana. Kalimat-kalimat penghiburan yang beberapa saat lalu menghampirinya, tidaklah begitu berarti.
Ia mencoba mengangkat wajahnya, menyeka sisa-sisa air di pipinya. Namun semua hanya sia-sia, ketika tidak sampai lima detik kemudian, rinai air itu kembali turun dari kedua matanya.
“Klek..” dari balik pintu kamarnya, terlihat seorang perempuan dengan pashmina hitam yang usianya sepantaran dengannya, menatapnya lirih.
Dengan air mata yang terus mengalir, ia mencoba untuk tersenyum, meski yang terlihat dari pancaran matanya adalah sorot kehampaan. “Belum ada sehari, tapi gue udah kangen papa..”
***
11 februari 2010.
Malam yang cukup menyenangkan. Di taburi ribuan bintang dan sebuah bulan yang elok. Cukup indah untuk menemani acara makan malam kali ini. Ditambah lagi suara dentingan piano yang lembut. Mengisyaratkan ini malam yang tepat untuk berdansa dalam kebahagiaan yang melimpah. Suasana romantis yang cukup menghipnotis semua yang ada disana.
Tapi tidak dengan gadis bergaun merah jambu itu. Meski di bibirnya terukir senyum. Ada perasaan takut dan kecewa dalam hatinya. Yang sejak kemarin terasa terus menempel, layaknya permen karet. Dan itu sungguh membuatnya merasa tertekan. Membuatnya ingin berteriak dan lari dari tempat ini.
Lain lagi dengan laki-laki berkemeja putih itu. Senyumnya sejak tadi memang benar tulus. Malam ini akan menjadi awal yang baru untuknya dan orang-orang yang ia sayangi. Tidak ada rasa marah, yang ada hanyalah kebahagiaan yang nyata. Kamera SLR yang sejak tadi ia pegang, sibuk mengabadikan momen-momen ini. Satu-satunya yang membuat ia bertanya-tanya, adalah ketika lensa kameranya, merasa ada mata yang hanya memancarkan bayang semu yang entah kenapa terasa begitu kuat dan terlihat.
Hampir sama dengan laki-laki itu, gadis lain dengan pita besar di rambutnya. Juga merasakan aura bahagia malam ini. Meski ada sebagian kecil di dalam hatinya yang masih ragu, tapi ia yakin, keegoisan bukanlah suatu yang pantas untuk merusak semuanya. Ada lebih banyak ketulusan yang ia rasakan saat ini. Dan itu cukup untuk membuat senyumnya terus terpulas sepanjang malam ini.
***
Hal yang paling menyenangkan dari hidup ini, adalah ketika kita melihat seseorang yang kita sayang bahagia dalam hidupnya. Melihat tawanya, menikmati senyumnya, mendengar ceritanya, menghibur hari sedihnya, dan berhasil membuatnya merasa nyaman dengan kehadiran kita. Meski cinta itu tidak selalu tersampaikan dengan sempurna. Meski itu cinta diam-diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar