Ify menyeruput es teh manisnya, minuman yang ia percaya di sukai oleh semua orang di dunia ini. Saat tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang dan membuat air yang ada di dalam mulutnya tersembur keluar semua.
"Riooo !!!" teriak ify jengkel.
"Haha.." rio terbahak-bahak melihat ify memandangnya dengan cemberut.
"Ih puas banget lo ngerjain gue ! itu tadi es teh terakhir yang tersisa di gelas gue tauk !"
"Ya ampun fy, setiap hari juga kan lo minum es teh" kata iel nimbrung yang ternyata udah duduk dari tadi di samping ify.
"Iya tuh fy, bener kata iel, haha, enggak ada yang belain nih yee" ejek rio, ify merengut sebal, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke alvin yang dari tadi tetap aja sibuk baca buku.
"Vin, bilang deh lo belain gue" rajuk ify, alvin langsung mengalihkan pandangannya dari buku ke ify.
"Udah-udah, enggak malu apa di lihatin sama adek kelas" sahut alvin tenang tapi dingin. Semua langsung diem.
"Weits, pada ngumpul disini"
"Lo yang kenapa baru nongol ? udah dapet kecengan ?" tanya iel ke cakka.
"Lumayanlah angkatan sekarang, banyak yang lucu-lucu masih pada polos lagi" kata cakka sambil nyomot somaynya rio.
"Playboy enggak modal" kata rio kesel.
"Awas aja lo deketin adek gue"
"Ya sih acha emang cantik yel, tapi tenang aja, secara gue udah tahu kebusukan abangnya, ogah amat gue jadi adek ipar lo" balas cakka.
"Ngomong tuh ama tangan gue" sahut iel sambil ngegeplak kepala cakka, cakkanya cuma meringis-ringis aja.
"Vin, si ray enggak ikut mos dong ?" tanya ify yang males ikutan gila sama tiga temennya yang lain.
"Enggak, dia baru sampe besok" kata alvin sambil masih tetep baca bukunya.
"Buset dah vin, ini baru masuk, lo kenapa udah belajar aja dah" timpal rio, alvin cuma nyengir.
"Gue cariin, pada ngilang disini ya, kegiatan mos udah mau mulai lagi tuh" tiba-tiba via udah berdiri di belakang mereka sambil berkacak pinggang.
"Kita kan nurut sama ketuanya vi" kata cakka sambil nujuk iel.
"Udah deh cepetan ! ayo fy" via langsung narik tangan ify. Dan itu cukup bikin semuanya ikutin dia.
"Gue heran deh yel, lo ketuanya, alvin wakilnya, kenapa yang galak malah sekertarisnya ?" tanya rio bisik-bisik ke iel, iel cuma ngangkat bahu.
"Eh jangan bisik-bisik, gue denger lho !" kata via sambil membalikkan badannya, rio cuma nyengir sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.
"Nyengir mulu lo, gue tuh cuma enggak mau aja, osis senior nganggep kita enggak becus ngadain mos. Lagian vin kenapa bukan lo aja sih yang jadi ketuanya ?" alvin cuma tersenyum menanggapi pertanyaan via. Setelah sibuk ngurusin para murid-murid baru, alvin, rio, iel, cakka dan ify memutuskan untuk santai di cafe favorit alvin, the book's. Sebuah perpustakaan super lengkap yang juga nyediain tempat yang enak buat nongkrong.
"Huft, pegel amat dah gue" ify menggerakkan kepalanya kanan kiri atas bawah.
"Senam pagi buu.." goda rio, ify cuma mendelik males nanggepin.
"Wew, gue kakak terbaik.." pamer ify.
"Emang dari smp, kita selalu dapet angket kaya gini kan fy, lo terbaik, gue teramah, cakka terganteng, rio termanis dan alvin tercuek" sahut iel.
"Ah yakin lo baik ? harusnya ada angket terbawel tuh, pasti lo yang dapet" lagi-lagi rio menggoda ify.
"Rio, lo bisa enggak sih sehari aja enggak godain gue, gue tahu lo ngefans sama gue, tapi enggak usah kaya gini dong, kalo demen bilang aja" balas ify mulai jengkel, tapi entah kenapa kata-katanya ify malah sukses bikin rio diem.
"Ribut terus lo berdua, akur kek sekali-kali" timpal cakka.
"Besok ada yang mau nemenin gue ke airport jemput aren sama ray ?" tanya alvin mengalihkan pembaicaraan.
"Gue, gue mau, gue kangen sama aren sama ray" kata ify semangat. Alvin cuma ngangguk dan ngelanjutin baca buku (lagi !) meskipun pikirannya lagi melanglang buana jauh dari buku yang ia baca.
'dia nurutin surat gue, gue bisa ngelihat dia lagi' batin alvin.
Kamar Ify, malem.
Ify tersenyum sendiri melihat poto yang terletak dia atas meja belajarnya. Potonya bersama rio, alvin, iel dan cakka, power rangersnya. Ify jadi inget awal mula persahabatan indah mereka ini.
_Flashback_
"Anak-anak ayo pada diem semuanya, kita kedatangan murid baru nih dari bandung, ayo nak perkenalkan nama kamu"
"Nama saya alyssa saufika umari, tapi cukup panggil nama saya ify, mohon bantuannya yaa.."
"Baiklah ify, kamu duduk sama rio disana" ify menuruti gurunya, ia langsung berjalan menghampiri kursi kosong yang tadi gurunya tunjuk.
"Mario, tapi panggil aja gue rio" sapa rio ramah sambil menyodorkan tangannya.
"Ify.." ify membalas tangan rio dan langsung duduk di sampingnya mengikuti pelajaran.
"Rio mau kemana ?" rio yang mau istirahat ke kantin langsung menghentikan langkahnya berbalik ke ify.
"Mau ke kantin"
"Boleh ikut enggak, aku belum kenal sama yang lain" rio mengangguk ramah, ifypun langsung mengikuti rio.
"Fy, kenalin ini sahabat-sahabat gue, ini iel, yang ini cakka, terus alvin" jelas rio ke ify.
"Ify, maaf ya ganggu, abis aku belum punya temen sih"
"Anak pindahan ya fy ? darimana ?" tanya iel ramah.
"Aku dari sd bintang biru bandung"
"Ya fy, udah sampe jakarta ngomongnya pake gue lo aja"
"Belum kebiasa gu..gue cak.." semua berusaha nahan ketawa denger ify ngomong gue dengan sedikit aksen sunda.
"Enggak usah dipaksain fy, santai aja" bela alvin yang dari tadi diem.
Lalu kenangan ify berpacu cepat ke kenangan yang menurutnya paling indah, kenangan yang paling suka ia kenang.
Ify celingukan nungguin jemputannya, berhubung baru tiga hari pindah ke jakarta, ify belum apal-apal banget kalo harus pulang sendiri. Tapi dasarnya nekat, ify mutusin buat jalan kaki dan berharap ketemu papanya yang janji mau jemput di tengah jalan. Naas, bukannya ketemu papanya, ify malah ketemu anak-anak aneh yang emang kayanya suka mangkal disitu. Ada yang manggil-manggil, ada yang siul-siul gaje, yang paling parah adalah ada yang ngampirin dia.
"Ma..mau ngapain ?" tanya ify takut-takut.
"Siniin duit lo !!" ify menggeleng, dia berusaha mengumpulkan keberaniannya.
"Bohong lo ! tampang lo tuh berduit ! siniin enggak uang jajan lo !" seorang anak maju dan megangin tangan ify, ify berusaha teriak tapi suaranya malah berkhianat sembunyi entah dimana.
"Woi lepasin tangan temen gue !!" teriak rio tiba-tiba lantang.
"Wah nantangin gue lo !" ify ngelihat rio maju ngampirin anak-anak brandal itu.
"Banci lo semua keroyokan sama cewek !" cakka ikut manas-manasin.
"Emang dia siapa lo hah ?!"
"Dia adek kita, jadi lepasin cepetan !!" ify takjub lihat alvin teriak, secara tiga hari dia kenalan, kata-katanya alvin ke dia masih bisa di hitung pake jari.
"Berani lo semua sama kita !"
"Siapa takut !" sahut iel. Mereka berempat udah dalam posisi kuda-kuda siap perang. Ify sibuk komat-kamit berdoa. Dan bug bug bug. Anak-anak berandal itu abis sama mereka berempat. Ify langsung tepuk tangan heboh.
"Wua..hebat..hebat..makasih-makasih ya" kata ify sambil tersenyum.
"Lo enggak di apa-apain kan fy ?" tanya rio khawatir.
"Enggak kok enggak, makasih ya.."
"Lo mau balik ya fy ? enggak di jemput ?"
"Iya yel, gue enggak di jemput-jemput" jawab ify yang udah lancar pake gue-lo.
"Bareng aja fy sama kita" tawar cakka. Tapi ify bingung, secara mereka semua naik sepeda dan sepeda cowok, enggak ada boncengannya. Sadar sama jalan pikiran ify, alvin menuntun sepedanya bukan menaikinya.
"Udah kita jalan aja bareng-bareng sampe rumah lo" semua langsung ngeh kenapa ify bengong, dan langsung ngikutin saran alvin. Ify sih seneng-seneng aja, karena dia di lindungin empat cowok, cakep-cakep lagi.
"Semuanya makasih ya, mau mampir dulu enggak ?" sesampainya mereka di rumah ify, tapi semuanya menggeleng.
"Fy, punya sepeda ?" tanya rio tiba-tiba sebelum mereka mau jalan.
"Punya kok, kenapa ?"
"Besok kita jemput ya, bareng-bareng berangkatnya" ify tersenyum lalu mengangguk, dan melihat sahabat-sahabat barunya mulai mengayuh sepedanya pergi.
_Flashbackend_
Ify masih suka senyum-senyum sendiri kalo inget kenangan-kenangan mereka, dia tahu dia beruntung banget punya empat sahabat cowok yang ganteng-ganteng dan berpotensi. Walaupun resikonya ify jadi suka di jutekkin sama beberapa anak cewek yang iri sama posisinya ify.
Sambil ngucir rambutnya asal, ify lari-lari ke bawah, dia kesiangan dan klakson mobil alvin udah berkali-kali bunyi dari tadi. Tanpa basa-basi ify nyomot roti tawar di atas meja makannya dan nyangking sepatunya ke mobil alvin.
"Bused dah fy, lo cewek bukan sih ?" tanya rio setengah heran setengah kocak lihat ify, ify yang lagi sibuk pake sepatu cuma nyengir.
"Kak ify sih, udah gue bangunin dari tadi enggak bangun-bangun" ify nengok ke samping dan baru sadar kalo deva adeknya udah duduk manis dengan berbagai atribut ajaib.
"Kok lo udah nangkring disini dev ?"
"Nangkring ? emang gue burung ! kan gue nebeng, nanti gue di getok lagi sama kalian kalo bawa motor ke sekolah" sahut deva sewot.
"Anak pintar, yang sopan ya sama kakak kelas jangan kaya kakak lo" rio nimbrung, sementara alvin cuma diem aja konsen nyetir.
"Lo sendiri kenapa nebeng alvin ?"
"Lagi males aja bawa mobil, tahun ajaran baru gini suka penuh parkiran sama orang tua yang nganterin anaknya" jawab rio asal.
"Kak alvin, ray kapan dateng ?"
"Besok mungkin dia baru masuk dev" deva cuma berohh ria mendengar jawaban singkat alvin. Ray adeknya alvin, sahabatnya deva juga, tapi dua tahun yang lalu ray pindah ikut orang tuanya ke Paris. Sesampainya mereka di sekolah, deva langsung memisahkan diri menuju teman-temannya dari smp yang melanjutkan ke sekolah yang sama, ada ozy, acha dan nova.
Alvin, rio dan ify juga menghampiri iel dan cakka, tapi matanya alvin terus memandang ke arah lain.
"Dilihatin mulu dari dulu, enggak ada perkembangan lo" kata ify sambil nyenggol alvin, teman-temannya langsung mengikuti arah pandangam alvin dan paham.
"Lo berdua jodoh tuh, satu sekolahan lagi" celetuk cakka sambil mesam-mesem tebar pesona ke anak-anak cewek yang lewat.
"Bukan jodoh, gue yang nyuruh dia sekolah disini juga" jawab alvin sambil berlalu ninggalin temen-temennya, mereka semua langsung tatap-tatapan, dan kompak ngejar alvin.
"Lo bilang apa ? lo udah berani ngomong sama dia ? apa sekarang lo udah pdkt terang-terangan ?" ify nanya bertubi-tubi mewakilkan pertanyaan semua temannya juga.
"Nanti gue ceritain, tuh lihat via udah jalan kesini, siap di omelin lagi kita" kata alvin sambil nunjuk via yang emang lagi jalan ke arah mereka.
"Hai vi" sapa iel ramah sambil tersenyum.
"Hmm. lo di panggil sama kepsek tuh, fy lo di cariin dea, uang konsumsi katanya" via enggak ngebales senyum iel sama sekali, dan malah langsung pergi gitu aja, diikuti oleh ify.
"Sabar ya yel" kata rio sambil nepuk-nepuk pundak iel.
"Hah ? kenapa gue ?"
"Kayanya senyum lo beneran enggak mempan deh sama via"sambung rio lagi, iel cuma tersenyum, dia sendiri enggak ngerti, dari dulu cuma via yang enggak pernah bales senyumnya dia.
kak anindhiya,, aku izin repost cerbung BFnLwL ini di fbfc yaaa :) MAKASIH KAKAK
BalasHapus