Sabtu, 02 April 2011

Fearless of Love Part 8

Alvin sibuk memainkan rubiks milik iel di beranda kamar iel. Sementara yang lainnya masih pada tidur dengan pulas. Tidak lebih dari tiga menit kemudian, rubiks yang tadinya berantakan langsung jadi sempurna. Bosen, alvin pun melihat-lihat pemandangan di luar. Dan matanya langsung menangkap sosok aren yang kayanya lagi nyiramin bunga di depan rumahnya.
"Woi, diliatin mulu" kata iel sambil menepuk bahu alvin.
"Enggak sengaja keliatan" jawab alvin cuek.
"Lo beneran tertarik sama dia vin ?"
"Enggaklah. Eh jangan lupa minum obat lo, mumpung anak-anak masih pada tidur" jawab alvin sambil ngeloyor pergi.
di sekolah.
"Agni, gue duduk sama obiet ya ?" tanya oik.
"Ya jangan dong ik, lo tega banget sama gue, masa iya lo biarin gue duduk sama cakka ?" jawab agni dengan nada memelas.
"Kenapa ni ? Gue kan pengen duduk sama obiet, lagian ada apa lo sama cakka ?" tanya oik heran.
"Yaa lo, mentang-mentang udah jadian mau ninggalin gue. Enggak tahu ik, gue risih aja akhir-akhir ini, cakka jadi lebai gitu sama gue" jelas agni masih berusaha mempertahankan oik.
"Tuh via sama iel juga jadi duduk berdua, adem ayem aja.." kata oik lagi.
"Ya oik, jangan gitu dong.."
"Eh, kalian berdua, ngobrol terus dari tadi !!" tegur pak hamim pada mereka berdua.
"Ma..maaf pak, ini saya pengen pindah ke tempat obiet, pengen minta di ajarin, dia kan pintar pak.."jelas oik, yang langsung di sambut koor anak-anak sekelas.
"Sudah..sudah ! Ya udah sana oik kamu pindah ke tempat obiet, cakka kamu duduk sama agni dulu !" oik dan cakka pun tersenyum senang, sementara agni cuma bisa pasrah, dia enggak mungkin bisa ngelawan lagi kalo pak hamim yang udah ngomong.
"Rencana sukses biet.." bisik oik pelan sambil duduk di tempat obiet, obiet dan iel yang melihat dari tempat duduknya cuma tersenyum simpul. Sebenarnya hal ini, sudah di rencanakan oleh iel, obiet dan oik tadi pagi.
_Flashback_
"Obiet, oik sini deh.."
"Apaan yel, tumben datang pagi ?" tanya obiet bingung ngelihat temannya udah ada di kelas.
"Enggak penting itu sih. Gini, nanti di kelas lo duduk berdua ya, biar cakka duduk sama agni"
jelas iel kemudian.
"Lho kenapa ?" tanya oik bingung, sementara obiet yang udah tahu biasa aja.
"Cakka suka sama agni ik, kemarin dia minta tolong sama kita-kita buat bantuin dia. Kamu mau kan ?" kata obiet.
"Serius ? Wah, emang mereka cocok sih, cocok banget. Iyalah gue mau bantuin, pasti gue bantu, nanti gue bilangin juga deh ke via sama shila. Eh tapi gimana caranya ? agni pasti enggak bakal ngijinin gue pindah gitu aja ?" cerocos oik.
"Ya ampun ik, makanya ngomong satu-satu.."
"Hehe, kebiasaan yel.." jawab oik asal.
"Kan nanti jam pertama, matematika pak hamim, lo agak bikin rame aja, terus nanti lo bilang kalo lo mau pindah ke tempatnya obiet" iel menjelaskan rencananya.
"Oke deh, gitu doang sih gampang.." kata oik menyetujui.
_Flashbackend_
"Agni, lo enggak suka duduk sama gue ya ?" tanya cakka, setelah hampir sejam mereka cuma diem-dieman.
"Aduh cak, jangan ajak ngobrol gue sekarang dong, lagi konsen nih.." jawab agni ketus.
'hah, susah banget ya, narik perhatian nih cewek satu' batin cakka bingung.
Pulang sekolah, lapangan basket.
Cakka sibuk mendribel bola, tapi matanya enggak lepas ngeliatin agni yang lagi ngobrol sama kak sion. Karena banyaknya orang, cakka enggak bisa denger apa yang lagi di bicarain sama mereka berdua.
"Weits, calm boy.." iel menepuk-nepuk pundak cakka.
"Mereka lagi ngapain ya yel ?"
"Ye lo pikir kuping gue setajem itu apa. Nanti aja kita tanya ke agninya" jawab iel sambil berusaha ngademin cakka. Enggak berapa lama kemudian, agni pun ngampirin mereka.
"Abis ngapain ni sama kak sion ?" tanya iel mendahului cakka yang udah siap-siap buka mulut.
"Itu, dia ngajakin gue pulang bareng nanti sekalian jalan. Kan dia pengen nyari gitar, terus dia nanya gue tahu enggak tempat yang bagus buat mesen gitar" agni mengambil bola yang nganggur dan mulai mendribel juga. Sementara itu cakka malah menghentikan dribelnya, dan berusaha menahan rasa emosinya.
"Terus lo mau ?" tanya iel lagi.
"Ya iyalah, lagian gue juga nyaman aja kalo ngobrol sama kak sion. Emang kenapa sih, lo penasaran banget ?" tanya agni sambil terus mendribel bola.
"Enggak apa-apa kok.."
"Lo enggak boleh pergi sama dia" kata cakka pelan memotong kata-kata iel.
"Apaan cak ?" tanya agni yang kurang denger sambil menghentikan dribelnya.
"LO ENGGAK BOLEH PERGI SAMA DIA !!" suara cakka menggelegar keras di seluruh lapangan, sampai-sampai semua orang noleh ke arah mereka.
"Eh..eh, enggak ada apa-apa kok, pada lanjutin aja main basketnya.." kata iel berusaha mengalihkan penonton.
"APA HAK LO NGELARANG GUE ?" sahut agni enggak kalah kerasnya.
"Ya ampun lo berdua enggak usah pake otot dong, enggak enak dilihat yang lain" kata iel berusaha menengahi.
"DIEM LO YEL !!" teriak mereka kompak. Iel cuma bisa pasrah melihat dua sahabatnya ini.'mampus gue, mana obiet si mister tenang udah pulang lagi, alvin, ah dia sih enggak bisa ngeredain emosi, nambah emosi malah kalo cueknya ke luar, oh iya riko, gue sms riko aja' batin iel yang lagi dalam keadaan terjepit, dia pun langsung mengeluarkan bbnya dan mengsms riko. 'SOS, LAP.BASKET, BNTU GUE !'
"Lo kan tahu kalo kak sion playboy ni, lo mau di sakitin dia ?!" kata cakka yang udah mulai ngontrol emosinya.
"Eh ngaca dong, lo sendiri, rekor lo sama kak sion juga paling cuma beda tipis !"
"Justru karena itu, gue enggak pengen lo diapa-apain sama kak sion !"
"Apa urusannya sama lo ?! Lo peduli sama gue ? Buat apa, gue kan bukan model cewek yang masuk daftar lo, lagian kita cuma sahabat cak, SAHABAT !!" agni lagi-lagi menaikkan volume suaranya.
"LO MAU TAHU KENAPA ? GUE SUKA SAMA LO AGNI !" entah dapat dorongan darimana tiba-tiba pengakuan dari hati itu keluar begitu saja. agni langsung shock denger pengakuan cakka, iel yang dari tadi udah kaya nonton debat pun enggak kalah shock sama agni, lapangan yang tadinya ramai langsung hening seketika, sementara riko dan shilla tentunya, yang baru dateng, beneran bingung sama keadaan disana.
"Yel, ini pada kenapa ?" tanya riko.
"Cie..agni..di tembak cakka, ciee..ternyata cakka ganti tipe jadi yang tomboi, cieee.." lapangan lansung ramai lagi, ada yang cie-cie, ada yang siul-siul enggak jelas, ada yang teriak-teriak histeris, ada juga yang sibuk poto-poto.
Muka agni memerah, belum pernah dia ngerasa malu kaya gini. Tiba-tiba matanya panas, tanpa peduli koor anak-anak yang semakin keras dia pun segera mengambil tasnya dan berlari keluar lapangan, shilla yang masih bingung, mutusin buat ngejar agni. Cakka sendiri masih heran sama apa yang dia lakuin barusan.
"Woi, diem lo semua, tinggalin kita bertiga, lapangan gue tutup sementara, atas nama osis !!" kata riko, berusaha menenangkan keadaan. Untungnya dia ketua osis yang berwibawa, jadi semua murid yang ada disitu, nurut-nurut aja.
"Jadi ada apaan nih ?" tanya riko sekali lagi.
"Tadi agni diajakin kak sion pulang bareng terus sekalian jalan, si cakka ngelarang, terus mereka adu mulut, dan tiba-tiba si cakka bilang kalo dia suka sama agni" jelas iel kemudian, sementara cakka cuma tersenyum pahit, mengutuk kebodohannya sendiri.
"Wah, repot yaa.."kata riko sambil garuk-garuk kepala.
"Ya itu sih gue juga tahu ko, gimana dong nih ? Eh, mana agni ?" tanya iel sambil celingukan.
di toilet cewek.
"Agni, lo kenapa ?" tanya shila lembut sambil memeluk agni.
Agni berusaha menghapus butir-butir air mata yang telanjur menetes dan tersenyum kecil.
"Hah, selalu gara-gara cakka, emang cuma cakka yang bisa bikin agni yang kuat jadi gini ?" ucap shilla sambil tersenyum.
"Dia bilang suka sama gue shil" desah agni pelan.
"Bagus dong ni, emang perasaan itu udah hilang ?"
"Enggak tahu shil, sekarang gue mulai nyaman sama title cuma sebagai sahabatnya dia doang, gue mulai ngerasa enjoy ngejalanin ini, bukannya lo yang nyaranin gue buat kaya gini" jelas agni.
"Jadi udah enggak suka ?"
"Enggak tahu shil, serius. Gue juga bingung, gue sadar akhir-akhir ini dia tambah perhatian sama gue, tapi kenapa harus sekarang, disaat gue udah mulai terbiasa sama semuanya" kata agni lagi.
"Lo masih inget nasihat gue dulu kan ?" agni mengangguk sekilas mendengar pertanyaan shilla, kata-kata shilla saat itulah yang biki agni lebih baik sekarang.
_Flashback_
Shilla kaget waktu ngelihat agni berdiri di depan pintu rumahnya, masih menggunakan seragam basketnya, rambutnya yang acak-acakan enggak karuan, dan masih ada sisa air mata yang dapat terlihat jelas oleh shila.
"Agni, lo kenapa ?" tanya shilla panik sambil mengajak agni masuk ke dalam rumahnya.
Dan lagi-lagi, agni melakukan hal yang bikin shilla kaget, tiba-tiba ia memeluk shilla, dan menangis.
"Ya ampun agni, lo kenapa ? siapa yang bikin lo kaya gini ?" tanya shilla lagi, sambil mengusap air mata agni, dan mengajak agni ke kamarnya. Setelah sampai di kamar shilla, agni cuma duduk diem, tapi shilla tetap sabar nunggu cerita dari agni.
"Cakka.." kata agni kemudian, memecah keheningan di antara mereka.
"Cakka ? kenapa ?"tanya shilla sabar.
"Dia yang bikin gue kaya gini, cuma dia.."kata agni lagi, yang tambah bikin shilla bingung dan enggak ngerti pembicaraan agni.
"Emang cakka ngapain lo ? Kalo lo belum siap cerita sama gue, enggak apa-apa kok, gue tungguin sampai lo siap"
"Gue sengaja datang kesini, mau cerita sama lo, kalo ke rumah via, nanti kita malah nangis berdua, kalo ke rumah oik, nanti gue di ceramahin panjang lebar" kata agni pelan.
"Ya udah, jadi ada masalah apa lo sama cakka ?"
"Lo tahu kan shil, dari dulu gue deket banget sama cakka, kita sama-sama suka basket, sama-sama suka main gitar juga..." shilla hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Dan gue enggak tahu sejak kapan, sampai akhirnya gue sadar, gue mulai terbiasa sama hadirnya dia di samping gue, selain jadi partner dan sahabat" shilla tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya akan pengakuan agni.
"Kenapa ? heran ya. Gue juga, gue baru sadar, semenjak kita masuk smp, mulai tambah banyak anak cewek yang cari perhatian ke cakka, dan cakka mulai menikmati itu. Dia mulai sering pergi sama cewek-cewek itu dan terus-terusan ngebatalin janjinya buat main basket dan ngejam bareng gue"jelas agni panjang lebar.
"Iel kan juga suka main basket sama gitar ag ?" tanya shilla.
"Beda shil rasanya. Kalo gue lagi berdua sama cakka, dia selalu sukses bikin gue salting sekaligus nyaman, dua sensasi yang enggak bisa gue dapetin dari siapapun. Dan tanpa sadar juga, perasaan gue ini berkembang shil"
Shilla sekali lagi tersenyum melihat agni, menyadari sahabatnya yang tomboi ini, mulai dewasa.
"Gue kehilangan dia beberapa hari ini. sampai tadi gue inget, kalo hari ini jadwal kita biasa main basket,ya udah gue pengen nyamperin dia ke lapangan. Tapi, pas gue sampai sana, gue malah ngelihat dia lagi nembak dita" shilla cepat-cepat ngambilin tisu karena melihat bayangan air yang siap menetes dari mata agni.
"Dan gue baru sadar kalo gue lemah shil, gue enggak cantik dan menarik, gue bukan tipenya cakka, harusnya gue sadarin itu dari awal"
"Lo tahu enggak, gue selalu kagum sama lo. Lo itu cewek terhebat yang gue tahu, disamping nyokap gue tentunya. Kemampuan lo main basket jauh di atas rata-rata, dalam urusan gitar juga.." kata shilla mulai memberikan pendapatnya.
"Tapi bukan cewek kaya gue yang cakka suka shil"
"Lo enggak boleh ngerubah diri lo cuma buat cinta, kita masih kelas tiga SMP, lagian lo yang sekarang, udah keren banget" hibur shilla.
"Gue bego ya banget ya shil, kaya gini cuma gara-gara cowok kaya cakka" kata agni sambil tersenyum kecut.
"Bukan bego agni. Ini tuh normal, cuma karena selama ini, kita selalu ngelihat agni yang kuat, agni yang enggak cengeng, agni yang tomboy, kita jadi agak lupa kalo lo tetep cewek yang kalo lagi jatuh cinta tetep mellow" jelas shilla sambil tersenyum kecil dan di balas dengan senyum juga oleh agni.
"Jadi gue harus gimana shil ? Gue enggak pengen jadi aneh sama cakka ?"
"Be yourself sayang. Lo enggak bisa lagi pura-pura tegar, sok kuat tapi dalemnya kaya gini, jadi begitu keluar, udah langsung kaya gini. Lo harus tunjukkin ke cakka, apa yang lo punya, lo harus pd di depan cakka, percaya kalo lo bisa ngelakuin apapun yang belum tentu bisa di lakuin sama cewek-cewek lain yang ngejar-ngejar cakka" jelas shilla menggebu-gebu.
"Lo yakin gue bisa ngelakuin itu ?"
"Iya dong, tapi yang lebih penting lo harus lebih yakin daripada gue"
"Thanks ya shil.."
"Haha, basa-basi banget, udah tugas gue juga. Lain kali kalo ada apa-apa cerita sama gue, jangan di pendam"
"Iya..iyaa..Shil, jangan pernah cerita kalo gue suka sama cakka, dan kalo gue nangis" kata agni malu-malu.
"Haha, baru gue suruh jangan sok tegar, eh nangis aja minta dirahasiain, enggak janji ya" kata shilla sambil tertawa jahil.
_Flashbackend_
"Kalo masih inget, kenapa enggak lo jalanin ?" tanya shila dengan nada sok galak.
"Maksudnya ?" tanya agni bingung.
"Kenapa lo enggak pernah cerita lagi sama gue, berarti kan lo udah mulai sok tegar lagi ?"
"Haha, enggak shil. Gue baik-baik aja, sumpah deh. Gue udah nyaman sama hidup gue yang sekarang, lagian lo nya juga lagi sibuk sama riko terus.." kata agni sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.
"Udah mulai ketawa, udah enggak sedih lagi nih ?" tanya shilla jahil.
"Gue enggak sedih tahu, cuma shock aja denger kata-katanya cakka, malu !" kata agni dengan muka yang memerah.
"Itu namanya romantis ni, di tembak di tempat umum.." goda shilla lagi.
"Ah, enggak tahu deh. Udah yuk ah keluar, betah amat kita di kamar mandi" agni mengalihkan pembicaraan sambil menarik shilla keluar.
" Agni.."
"Eh, kak sion.." sapa agni pada sion yang memanggilnya.
"Ehem..ehem.."
"Eh, hai shil.."
"Nah gitu dong kak, disapa juga gue.."
"Hehe, kan tadi belum sempet shil. Agni, udah kan latihan basketnya, bisa pergi sekarang ?"
"Bisa kak..bisa..daaa shillaa.."
"Agninya gue pinjem dulu ya shil" kata sion sambil berjalan berdua bersama agni.
Shilla cuma bisa tersenyum, dan memutuskan untuk kembali ke lapangan basket.
"Lho, kok jadi sepi ko ?" tanya shilla yang bingung ngelihat riko, iel dan cakka duduk melingker di tengah-tengah lapangan.
"Aku bubarin anak-anak shil, abis tadi keadaan crowded banget" jawab riko sambil menyuruh shilla duduk di sampingnya.
"Agni gimana shil ?" tanya cakka pelan. Yang sukses bikin riko dan iel lega, gimana enggak dari tadi cakka belum ngomong apa-apa sama sekali.
"Baik-baik aja kok, dia cuma malu aja, di tembak di tengah lapangan kaya gini" terang shilla sambil tersenyum.
"Dia marah sama gue ?" tanya cakka lagi.
"Enggak ngerti deh cak, tapi saran gue, mending lo ngobrol berdua deh sama agni, biar semua lebih jelas, lagian sebenernya selama ini, agni sadar kok lo merhatiin dia terus"
"Emang sekarang agni dimana ?" tanya iel.
"Udah pergi tadi sama kak sion" mendengar jawaban shilla, cakka langsung berdiri dan mengambil tasnya, yang diikuti oleh iel, riko dan shilla.
"Mau ngapain cak ?" tanya riko panik.
"Nyusul agni, gue tahu tempat dia biasa mesen gitar"
"Tapi cak.."
"Tenang yel, pala gue udah adem, gue enggak akan bikin keributan di depan umum. Thanks ya semua" kata cakka memotong kata-kata iel sambil berlalu pergi. Iel pun mengambil tasnya juga.
"Lho, mau ikut cakka yel ?"
"Enggak shil, tapi enggak mau jadi kambing congek aja, hehe.." jawab iel asal seperti biasa, yang hanya ditanggapin oleh senyuman oleh shilla dan riko.
Toko gitar.
Cakka mengamati agni dan sion dari kejauhan. Dia berusaha mungkin menahan emosi dan egonya. Penasaran dengan apa yang sedang agni dan sion omongin, cakka pun mendekatkan posisinya.
"Agni.."
"Iya kak, kenapa ?"
"Gue boleh nanya sesuatu enggak ?" tanya sion sambil ngelihatin agni, tapi agninya malah ngeliatin gitar.
"Nanya tinggal nanya kak, enggak usah ijin dulu.."
"Gue..umm...gue suka sama lo, pengen lo jadi cewek gue"
GUBRAAK !! agni yang lagi megang-megang gitar, langsung jatuhin tuh gitar gara-gara kaget denger kata-kata sion, untung aja itu gitar enggak kenapa-kenapa.
'Ya ampun laris banget ya gue, hari ini sampe di tembak dua cowok' batin agni heran.
"Agni, kenapa ?" tanya sion yang bingung.
"Hehe, enggak apa-apa kak, cuma kaget aja.."
"Jadi jawaban kamu ?"
"Maaf kak, enggak bisa, gue nyaman sama kakak cuma sebatas teman aja"
"Ya udah enggak apa-apa, yang penting kita tetap teman kan ?"
"Iya dong kak"
"Cakka ya ag ?"
"Hah ? Apanya ?"
"Iya, lo suka kan sama cakka ?"
"Emang kelihatan banget ya kak ?" tanya agni bingung.
"Haha, enggak tahu deh, cuma insting gue yang udah peka sama cinta ini, bilang gitu" jawab sion sambil tertawa.
"Beuh, ya udah yuk ah kak, udah keburu sore.."
Sementara itu cakka yang dari tadi dengerin, masih shock terpaku di tempatnya, shock karena dengar sion yang tiba-tiba nembak agni, dan sempat lega karena jawaban agni, lalu shock lagi, mendengar pengakuan agni. 'jadi selama ini, guenya yang enggak sadar ya'.
Melihat agni dan sion keluar dari toko, cakka pun kembali mengikuti mereka, dan tiba-tiba...
"Agni awaaass !!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar