Iel ngelihatin via, ragu-ragu dan terpaksa, dia pun ngampirin via.
"Vi, gue mau ngomong" via melirik ke iel, dia lagi sibuk beresin berkas-berkas rapat.
"Apa ?"
"Ini, lo bisa tolong anterin ini enggak, surat dari sma citra jaya yang kemarin mereka kirim kesini, udah di setujui sama kepsek, tapi hari ini gue ada latihan basket, alvin juga ada acara" jelas iel panjang lebar.
"Oh, ify, mau nemenin gue enggak nganterin ini" via malah langsung manggil ify.
"Oh, ify, mau nemenin gue enggak nganterin ini" via malah langsung manggil ify.
"Sekarang ? naik apa ?"
"Naik mobil gue aja fy, ya udah yuk fy, keburu sore" via ngambil surat yang di pegang iel dan pergi gitu aja.
"Iya-iya, duluan ya yel.." iel cuma senyum ke ify, dia capek senyum ke via, ujung-ujungnya enggak di anggep juga.
"Kita mau kemana sih vi ?" tanya ify.
"Ke sma citra jaya" kata via sambil konsen nyetir, ify langsung diem, sma itu enggak asing banget buat ify. Jantungnya berdegup kencang.
"Vi gue tunggu di mobil aja deh" bujuk ify sesampainya mereka di sma citra jaya.
"Lha fy, gue ngajak lo kesini buat nemenin gue, ayolah" kebiasaan via nyeret-nyeret ify kambuh, ify enggak bisa berbuat banyak, kecuali pasrah.
"Sori, numpang tanya ruang osis dimana ya ?" tanya via ramah ke seorang anak cewek.
"Oh ayo gue anter, ada perlu apa ?"
"Eh iya makasih, kenalin gue via ini ify, kita dari Tunas perdana" kata via sambil menjabat tangan cewek imut itu diikuti oleh ify.
"Gue oik, mau ketemu siapa ya ?"
"Ketua osisnya" masih via yang jawab, selain degdegan ify emang enggak tahu menahu tentang urusan ini. Ternyata oik anak yang ramah dan seru, dia selalu ngajakin ngobrol via dan ify.
"Ketua osisnya" masih via yang jawab, selain degdegan ify emang enggak tahu menahu tentang urusan ini. Ternyata oik anak yang ramah dan seru, dia selalu ngajakin ngobrol via dan ify.
"Eh kayanya kita enggak perlu ke ruang osis deh"
"Lho kenapa ik ?" tanya ify kali ini yang udah enggak gitu canggung lagi.
"Tuh ketua osisnya" oik menunjuk seseorang di lapangan bola, via dan ify langsung mengikuti arah tunjukkan tangan oik.
'itu kaya.." batin ify lirih.
"De..Debo !!" panggil oik kenceng, debo yang lagi ngegiring bola noleh dan ngampirin mereka. Ify nunduk, dia enggak siap natap debo, debo sih kelihatannya biasa-biasa aja ketemu ify, walaupun dia sempet kaget juga tadi.
"Kenapa ik ?" tanya debo, yang entah kenapa langsung naro tangannya di pundak oik. Ify bener-bener enggak tahan lihat itu.
"Ini lho de, mereka dari sma tunas perdana, mau nganterin balesan surat yang kemarin katanya, oh iya ini via dan yang ini.."
"Gue tahu kok, ify kan ?" ify tersenyum, senyum karena debo nyapa dia dan senyum karena debo masih inget sama dia.
"Udah kenal lo berdua ?" tanya via ke ify.
"Iya dulu gue sama dia..."
"Teman satu les" sambung debo cepet motong kata-katanya ify, kata 'mantan' yang hampir aja ify ucapin langsung ketelen lagi.
"Ya udah vi kasih aja suratnya, udah sore nih" via menuruti intruksi ify, dan bingung sendiri waktu ify langsung narik-narik dia maksa ngajak balik.
"Lo kenapa sih fy, aneh banget ?" tanya via sesampainya mereka di mobil.
"Enggak sekarang ya fy, nanti aja kalo gue udah mood cerita" jawab ify pelan, via cuma bisa diem, dia enggak mau maksain orang buat cerita.
Masih kebawa bt bin suntuk, ify malah enggak bisa tidur-tidur. Akhirnya dia nyolokin modem, nyalain laptopnya, dan mulai ol. Bingung mau buka apa, ify keingetan sama fb yang udah sebulan enggak dia urus, dia emang enggak gitu suka mainan ginian, kalo enggak di bikinin paksa sama rio waktu itu, mungkin ify masih belum punya fb kali ya.
Dan ada 20 permintaan teman, 35 pemberitahuan, serta 5 pesan. Ini nih yang bikin ify males, tapi dia klik permintaan teman, dan menemukan nama oikcahra. Dan cuma punya oik doang yang dia konfirm. Abis itu ify bingung lagi ngelihatin layar laptopnya.
"Tumben fb sepi ? udah pada pindah hati ke twitter ye ? besok gue minta bikinin rio ah" kata ify tanya jawab sendiri. Dia baru mau keluar, pas ada yang ngechat dia.
oikcahra : makasih ya fy udah di konf
ifysaufika : iya sama-sama ik
oikcahra : kenal debo udah lama ?
" Duh kok dia malah mau ngebahas debo sih" lagi-lagi ify ngomong sendiri.
ifysaufika : ya gitu dulu les bareng, tapi temenan biasa aja kok. Lo emang enggak deket sama dia ?
Ify jadi inget pas debo naro tangannya di pundak oik tadi.
oikcahra : gue baru pindah 6 bln lalu, tp dia baik, jadi baru deket
ifysaufika : iya emg baik bgt dia
oikcahra : sayang dia agak playboy gt
Ify kaget, debo playboy, enggak mungkin banget pikirnya.
ifysaufika : playboy gmn ? dulu kayanya enggak
oikcahra : udh terkenal dia sekolah gue ky gt, jd susah dketin ;(
"Deketin ? jujur banget nih orang sama gue" kata ify lagi.
ifysaufika : emg pgn dktn dia ?
Ify ngetik balesan chatnya barusan dengan berat hati.
oikcahra : hehe, jd curcol gue. abs pesonanya dlm sih, susah di tolak
Dalem hati ify setuju seribu persen sama oik, tapi tambah males aja dia bales chatnya.
ifysaufika : duh ik, maaf ya, gue ngantuk nih, off duluan ya
Tanpa menunggu balasan chat dari oik, ify langsung off. Walaupun tambah susah tidur, ify terus berusaha buat mejem-mejemin matanya.
***
Via bingung ngelihatin ify, dari kemarin dia anterin ke rumahnya, sampe sekarang ketemu lagi di sekolah, mukanya di tekuk terus enggak berubah.
"De, si ify kenapa ?" via nanya ke dea yang duduk di belakang mereka.
"Fy lo kenapa ?" gantian dea nanya ke ify.
"Enggak apa-apa kok" jawab ify lesu.
"Lo enggak bisa bohong tahu fy" via masih ngebujuk ify.
"Iya fy, jahat banget lo sama kita" dea nambah-nambahin.
"Ya udah nanti pulang sekolah ke rumah gue ya, gue mau curhat" via dan dea berhigh five, berhasil ngebujuk ify.
"VIA DEA IFY KALIAN ENGGAK MEMPERHATIKAN SAYA ? LARI KELILING LAPANGAN SEPULUH KALI !" via, dea dan ify kicep. Keasikan ngobrol, mereka lupa kalo lagi pelajarannya Pak Ripto yang galak. Percuma juga mau ngebantah, mereka pun keluar kelas dan mulai menjalani hukuman.
Ify ketinggalan jauh di belakang, dia emang enggak suka olahraga, dan enggak kuat lari. Tapi kasian juga sama via sama dea kalo di suruh ngikutin dia, yang lambat. Masih ada lima puteran lagi dan ify udah beneran enggak kuat, dan semuanya berubah menjadi gelap.
"Ify.." dea yang dari tadi larinya sambil nengok-nengok ke belakang sambil lihatin ify, langsung lari ngampirin ify waktu lihat ify pingsan, disusul oleh via di belakangnya.
"Fy..ify.." dea duduk dan kakinya dia jadiin bantal buat ify.
"De, lo disini ya, gue cari bantuan" kata via. Via bingung juga mau kemana, masih jam pelajaran enggak ada yang seliweran, dan enggak kuat juga dia ngangkat ify berdua doang sama dea. Tapi pas via lewat kelasnya iel, munculah satu ide di otaknya dia.
"Permisi bu.."
"Iya sivia ada apa ?"
"Saya di suruh manggil gabriel untuk keperluan osis" iel bingung namanya di sebut-sebut, tapi dia tetap maju ke depan ngampirin via, dan untung gurunya ngijinin waktu via bilang buat osis. Iel tambah bingung, waktu via langsung narik tangannya.
"Vi lo kenapa ?"
"Udah ayo cepetan, ify pingsan di lapangan" iel yang denger nama ify di sebut-sebut, langsung enggak nanya-nanya lagi dan malah ngajakin via buat lebih cepet-cepet. Dia juga langsung sms temen-temennya yang lain.
Iel udah mau ngangkat ify sendiri di bantu sama via dan dea, pas rio, alvin, sama cakka kompakan datang. Mereka berempat pun gotong ify ke uks bersama-sama.
"Sialan nih si ripto ! minta di kasih pelajaran !" rio emosi denger penjelasan dari dea.
"Sabar yo, percuma lo emosi" kata iel nenangin.
"Kalo enggak ify kita anterin pulang aja" saran cakka.
"Ehm..."
"Udah enakan fy ?" alvin yang dari tadi diem langsung ngasih ify segelas air waktu ngelihat ify sadar.
"Lo mau pulang ?" tanya rio yang enggak bisa nyembunyiin muka senengnya ngelihat ify udah sadar.
"Enggak ah, gue masih ada ulangan jam terakhir nanti"
"Gue nanti enggak bisa nganterin lo fy" kata alvin.
"Gue juga enggak bisa" ujar rio.
"Gue juga, lo cak ?"
"Gue ..ehm..nanti gue bisa anter lo dulu.."
"Udah-udah enggak usah, nanti via sama dea juga mau ke rumah gue, nanti gue bareng mereka aja" potong ify cepet. Via sama dea yang dari tadi di kacangin, cuma senyum-senyum doang pas diajakin ify ngomong.
***
Via dan ify tidur-tiduran di kasurnya ify, sementara dea lihat-lihat koleksi novel milik ify.
"Fy, jadi cepetan dong lo cerita" ujar via.
"Oke gue ceritain, tapi ke kalian doang nih gue cerita" dea sama via langsung merapat siap-siap dengerin cerita ify.
"Lo masih inget debo kan vi, ketosnya citra jaya" via ngangguk, dea sih ikutan aja dengerin.
"Dia itu mantan gue pas smp, first love gue, cimon gue" sambung ify.
"Terus ?"
"Sabar dong vi, hah..jujur gue masih sayang sama dia. Tapi pas kemarin gue ketemu dia, dia udah beda banget, berubah dari dia yang gue kenal dulu" cuhat ify.
"Kalo masih sayang, usaha dong fy" timpal dea.
"Udah, tapi gue juga enggak ngerti deh, setiap gue dapet nomernya dia, setiap abis gue sms, enggak lama dia bakal ganti nomer, jadi dia kaya ngehindar gitu dari gue"
"Ngarep banget lo kayanya ? sahabat-sahabat lo enggak tahu tuh ?" tanya via penasaran.
"Mereka tahu sih gue masih sayang sama debo, tapi mereka enggak tahu gue masih usaha buat balikan, apalagi si rio, dulu pas gue putus aja, rio hampir berantem tuh sama debo"
"Mereka kan sayang banget sama lo fy, lihat aja tuh tadi, langsung pada kompakkan gitu, tadi si rio juga emosi banget pas gue ceritain kenapa lo pingsan" sahut dea sambil senyum-senyum.
"Tapi gue kan bukan anak kecil, lo kenapa de, nyebut nama rio kok senyum-senyum ?" tanya ify bingung.
"Enggak ah biasa aja" kata dea ngeles.
"Lo suka de sama rio ?" tanya via enggak pake basa-basi, dea yang emang lebih pendiem di banding via sama ify, cuma senyum doang.
"Wah, cocok tuh cewek diem sama cowok comel..hahaha..gue comblangin ya de" kata ify usil.
"Jangan fy, awas aja lo sampe bilang-bilang, gue ceritain ke rio kalo lo masih ngejar-ngejar debo" ancem dea, yang bikin ify kicep. Sementara via cuma ketawa-tawa doang lihat kedua temannya ini.
***
Aren ngegedor-gedor kamar alvin entah untuk keberapa kalinya, tapi malah ray yang kamarnya di sebelah kamar alvin yang keluar.
"Aduh ren ? lo mau ngerusakin pintu ya ?"
"Kak, kak alvin kemana sih ? pegel nih aren dari tadi"
"Lho mana gue tahu, emang lo mau ngapain sih ? ketukannya jelek banget, enggak ada nada" ray emang paling suka ngejekin aren.
"Ih kakak nih, tau deh yang jago main drum. Aren mau berangkat les balet, kak alvin janji mau nganterin"
"Emang pak aris kemana ?"
"Lagi ijin istrinya melahirkan. Kalo enggak kakak aja deh yang nganter, aren udah mau telat nih" aren mulai merajuk.
"Yah ren, gue enggak bisa, gue aja ini mau balik ke sekolah, hari ini perkenalan ekskul musik, sori ya" walaupun iseng, ray tetap aja sayang banget sama aren.
"Terus nasib aren gimana nih ?" ray enggak tega lihat muka aren, tapi dia juga enggak mungkin mangkir.
"Coba gue ketokkin ya ren" ray mulai ngetok-ngetok kamar kakaknya, tapi tetep aja enggak ada sahutan.
"Den ray, ngapain ?" tanya bi lilik yang bingung denger suara gaduh-gaduh.
"Kak alvin kemana bi ?" tanya aren.
"Belum pulang non, tapi tadi telpon katanya pulang malem"
"Kok enggak bilang aren sih" muka aren tambah di tekuk, ray juga tambah enggak tega lihat adeknya.
"Ray !!"
"Buset dah dev, ngapa lo manggil gue teriak-teriak ? udah kangen lo sama gue" deva langsung masang muka jijik lihat ray senyum-senyum ke dia.
"Gue masih normal tahu, gue mau ngambil kaset ps yang kemarin ketinggalan. Eh ada aren, kenapa ren ? kok cemberut, di nakalin sama ray ya" ray langsung ngegeplak deva, tapi dia jadi dapet ide.
"Gue masih normal tahu, gue mau ngambil kaset ps yang kemarin ketinggalan. Eh ada aren, kenapa ren ? kok cemberut, di nakalin sama ray ya" ray langsung ngegeplak deva, tapi dia jadi dapet ide.
"Dev, gue boleh minta tolong enggak ?"
"Enak aja lo, pala gue abis di geplak sekarang minta tolong sama gue" sahut deva kesel, tapi tetep senyum-senyum ke aren.
"Anterin aren ke tempat les baletnya dong" bujuk ray, deva langsung sumringah.
"Ya udah ayo ren, nanti telat" kata deva semangat.
"Enggak ngerepotin nih kak ?"
"Buat aren mah enggak ada kata repot" lagi-lagi kepalanya deva di geplak sama ray.
"Ngegombal mulu lo, adek gue masih smp tahu ! awas aja lo apa-apain, jagain yang bener tuh"
"Lo tuh ya udah minta tolong, pala gue di geplakin lagi, gue kalo enggak karena aren, juga ogah ya" sahut kesel. Aren cuma senyum-senyum aja.
"Lo tuh ya udah minta tolong, pala gue di geplakin lagi, gue kalo enggak karena aren, juga ogah ya" sahut kesel. Aren cuma senyum-senyum aja.
"Udah yuk ah kak" deva langsung ngekor di belakang aren. Sementara ray juga langsung ngambil kunci motornya. Dan melesat kembali ke sekolah, walaupun ketua ekskul musik rio, sahabat kakaknya sendiri, tapi malas juga si ray kalo harus cari masalah di hari pertama.
"Tadi kayanya lo ijin ke gue cuma mau ganti baju doang deh ray" sindir rio yang udah nungguin dia di depan ruang musik.
"Gara-gara kak alvin kak" sahut ray.
"Apa hubungannya sama alvin ? dia udah pulang dari tadi juga"
"Udah pulang ? tadi gue harus ngurusin aren dulu, harusnya tadi kak alvin nganterin aren les balet, tapi kak alvin enggak ada di rumah"
"Enggak ada di rumah ?" rio heran, alvin kan model anak yang kalo pulang selalu tertib enggak mampir-mampir dulu.
"Iya, makanya gue lama, untung ada deva"
"Kok lo jadi bawa-bawa deva segala sih, udah ayo masuk, kalo enggak gara-gara inget permainan drum lo yang keren, ogah gue nungguin lo" ray ngikutin rio masuk ke dalam. Dia enggak gitu kenal sama anak-anak yang ada di dalem, cuma kenal nyopon doang yang emang sekelas sama dia. Tapi anehnya, semua anak cewek pada nyapa dia.
"Hai ray.."
"Kok lo jadi bawa-bawa deva segala sih, udah ayo masuk, kalo enggak gara-gara inget permainan drum lo yang keren, ogah gue nungguin lo" ray ngikutin rio masuk ke dalam. Dia enggak gitu kenal sama anak-anak yang ada di dalem, cuma kenal nyopon doang yang emang sekelas sama dia. Tapi anehnya, semua anak cewek pada nyapa dia.
"Hai ray.."
"Wah ray ikut ekskul musik juga.."
"Ada ray, enggak salah pilih ekskul gue.."
"Katanya ray pinter main drum ya ?"
Ray sampai bingung sendiri, tapi matanya malah tertuju sama satu anak yang lagi asik sendiri dengerin ipod sambil bersenandung.
"Ray tenar lo"
"Gimana ya kak, gue lucu sih, imut udah gitu ganteng, wajarlah" jawab ray narsis.
"Lo adeknya cakka apa alvin sih ?" tanya rio iseng, ray cuma nyengir, pandangannya cuma tertuju sama cewek itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar