Sabtu, 09 April 2011

Best Friends nd Love with Line part 6

Ray, deva sama nova lagi nodong ozy sama acha buat nraktir mereka.
"Sekarang lo berdua enggak bisa ngehindar lagi, gue mau nasi uduk sama es teh" kata deva tanpa basa-basi,
"Gue mau Jus alpukat sama roti bakar aja deh" sahut ray, ozy sama acha cuma bisa lihat-lihatan.
"Lo pada mau ngerampok gue ?" tanya ozy sewot.
"Ini bukan ngerampok zy, tapi berbagi kebahagiaan" ujar ray enteng.
"Betul tuh" timpal deva.
"Ya udahlah zy, mau diapain lagi, nov lo mau mesen apa ?" tanya acha ke nova. Tapi kayanya cuma raganya nova doang yang duduk disitu, jiwanya entah kemana. Nova masih kepikiran, sama sebuah memo kecil yang dia terima kemarin pulang sekolah.
'senyuman kamu, bikin aku selalu berharap masih ada hari esok'
"Nov, heloo, nova !!" panggil acha entah untuk keberapa kalinya.
"Hah, apaan sih berisik banget lo ?" tanya nova bingung.
"Udahlah cha, si nova enggak mau kita traktir kali, ayo ah.." ajak ozy sambil narik tangan acha.
"Eh enak aja, gue mau mie ayam sama es jeruk !!" teriak nova kenceng, yang cukup bikin semua orang noleh ke dia. Tapi novanya sih santai-santai aja, yang enggak santai malah deva sama ray yang malu sendiri duduk deket dia.
"Kapan sih nov lo mau nyadar, kalo suara lo itu, kencengnya di atas rata-rata" kata deva sambil gosok-gosok kupingnya.
"Biasa aja ah" jawab nova singkat tanpa dosa. Ray sama deva sama-sama melengos denger jawaban nova, ray mulai mengedarkan senyuman mautnya ke cewek-cewek yang lewat, deva cuma bisa geleng-geleng kepala lihat kelakuan sahabatnya ini. Sampai mata ray, menangkap satu sosok.
"Dev, lo tahu dia siapa ?" tanya ray sambil nunjuk objek yang dia maksud.
"Enggak, baru lihat malah gue"
"Siapa sih, oh itu si keke" nova nimbrung, ray melotot, untung kantin lagi ramai-ramainya, suara super nova sedikit ketutup.
"Sstt, pelan-pelan dong nov, siapa tadi ? keke ?"
"Hehe, maaf, kebiasaan. Iya dia keke anak 10-3, mau di panggilin ?" tawar nova, sambil udah siap-siap mau teriak lagi, secara tempat duduk keke lumayan jauh dari mereka.
"Jangan ! kapan-kapan aja" stop ray.
"Ah enggak gentle lo ray, padahal tiap hari lo tebar senyum sana-sini" nova kembali ngelamun, gara-gara deva nyebut 'enggak gentle' dia jadi keingetan lagi sama secret admirernya.
"Ramai amat, padahal cuma bertiga ?" tiba-tiba iel udah berdiri di belakang mereka, bareng sama ify, cakka dan rio.
"Iya nih kak, kan ada dia" ray nunjuk nova.
"Lhoh, kok bawa-bawa gue, tumben kak kurang satu ?" tanya nova.
"Ini juga mau nanya ke ray, kemana kakak lo ?" gantian rio yang nanya.
"Enggak tahu, gue kira dia udah berangkat duluan tadi pagi"
"Ya ampun, lo berdua masih tinggal serumah kan ?" cakka gemas sendiri.
"Hehe, semalem gue di dalem kamar doang enggak kemana-mana, terus tadi pagi juga gue langsung berangkat, lagian kakak gue udah gede" jawab ray cengengesan.
"Tapi tumben si alvin enggak sms apa nelpon gitu" sahut ify.
"Kenapa berkembang biak mahluk di meja ini" ujar ozy yang baru dateng sama acha bawa baki.
"Maksud lo ?" tanya iel dan rio kompak.
"Eh kak iel, udah dapet pj belum dari acha, nih sekalian aja" tawar deva, ozy sama acha cuma bisa bengong.
"Oh, jadi lagi pada di traktir nih, oke deh jadi pada mau pesen apa lo sama adek gue" gantian iel nawarin ke temen-temennya.
"Gue kan enggak nawarin" kata ozy ngelirik deva kesel.
"Nanti ijin lo di cabut lho sama iel" ledek rio.
"Pada pesen aja, nanti yang bayar kak iel" timpal acha.
"Kok gue cha ? tega amat lo sama kakak sendiri"
"Kan tadi kakak yang nawarin" jawab acha enteng, sementara rio, ify sama cakka, yang enggak mau peduli siapa yang bayar, langsung pesen makanan masing-masing.
"Woi..hoi..!" teriak iel sebel, ozy sama acha kompak nyengir.
***
Hari ini ify pulang bareng iel, tapi iel ngajakin dia nemenin ke toko buku dulu, ify sih seneng-seneng aja. Ify lihat-lihat di bagian novel dan iel ada di bagian komik.
"Ify.." ify langsung nengok nyari siapa yang manggil dia, dan cuma bisa pamer senyum doang waktu ify ngelihat siapa yang manggil.
"Hai ik, hai de.." sapa ify berusaha ramah.
"Hai fy, jahat lo kemarin, langsung off gitu aja" sebenernya ify suka ngobrol sama oik yang seru dan ceria, tapi karena yang di bahas selalu debo , ify jadi agak risih.
"Iya, maaf ya ik, kemarin gue ngantuk banget. Oh ya cari apa lo berdua ?" tanya ify berusaha ngalihin pembicaraan, dia juga risih dengan tatapan mata debo yang aneh.
"Gue mau cari beberapa buku pelajaran, terus debo nemenin gue, kok lo berdua diem-dieman sih ? kaya enggak pernah kenal deh ?" oik heran lihat kelakuan dua orang di deketnya ini.
"Ah enggak kok, gue sama dia biasa aja" ify beralasan.
"Ya udah lo berdua disini aja ya, gue mau kesitu dulu" oik malah pergi ke tempat lain, ninggalin ify sama debo yang enggak tahu mesti ngapain.
"Lo ganti nomer de ?" tanya ify mencoba santai.
"Iya ya, kayanya masih sama kaya yang dulu deh" jawab debo sambil tersenyum.
'aduh de, jangan senyum dong, bikin gue salting aja' batin ify.
"Oh masa, kok sms gue enggak pernah di bales ?"
'tolol lo fy, kok ngomong gitu, ketahuan ngarepnya deh' kata ify dalam hati sambil nepuk-nepuk jidat sendiri.
"Lo kenapa fy ?" tanya debo bingung.
"Eh..eng..enggak apa-apa kok"
"Menurut lo oik gimana fy ?" ify menatap ke debo, enggak ngerti kenapa debo tiba-tiba nanya gitu.
"Oik ? baik, asik, ramah, ceria, gitu deh. Kan gue baru kenal"
"Gue cocok enggak sama dia ?" ify panas, dia tambah bingung sama pertanyaannya debo.
"Kok tanya gue sih ? ya perasaan lo ke dia gimana ?" tanya ify lagi, dia berharap debo enggak jujur tentang perasaannya ke dia.
"Gue suka sama oik, lagian kayanya dia juga suka sama gue"
DEG ! kalo bisa rasanya ify enggak pengen denger jawaban debo barusan.
"Lo kenapa fy kok diem ? jangan bilang lo masih suka sama gue ? hahaha.." ify tambah diem aja.
"Hah..ehm..enggak mungkinlah de.." sanggah ify gelagapan.
"Ya iyalah fy, udah lama kan ya kita, lagian itu juga cuma cinta monyet doang, belum serius" ify udah beneran enggak tahan denger kata-katanya debo, matanya mulai panas.
"Sori de, udah sore, gue duluan salam buat oik, good luck" kata ify sambil ninggalin debo. Ify lari keluar toko buku, enggak peduli sama orang-orang yang ngelihatin dia. Dia langsung nyetop taksi, dan pergi gitu aja. Sementara iel, lagi celingukan bingung nyariin ify.
Semenjak sadar kalo ify hilang, iel langsung ngehubungin cakka sama rio buat nyari ify. Dan sekarang mereka udah keliling ke tempat-tempat yang mungkin ify datengin, mulai dari rumahnya via, dea, anak-anak yang lain sampai tempat-tempat keramaian.
"Gue masih enggak habis pikir deh yel, kok bisa sih lo kehilangan ify !"
"Udah deh yo enggak usah di bahas lagi !"
"Woi diem lo berdua, dari tadi ribut mulu, enggak ketemu-temu juga kan ifynya !!" teriakan cakka cukup buat bikin rio sama iel diem. Iel nyetir pelan-pelan, rio buka kaca buat ngelihat-lihat kali aja ada ify, sementara cakka masih sibuk usaha nelponin ify sama alvin.
"Kalo lo jadi ify, lo bakal kemana ?" tanya iel yang udah agak hopeless sambil markirin mobilnya di sebuah taman kota. Mereka bertiga sama-sama diem mikir.
"Gedung sd !" jawab mereka bertiga kompak. Iel langsung memacu mobilnya kembali, ify selalu bilang kalo dia suka banget sama gedung sdnya, karena disitu dia nemuin hartanya yang paling berharga, sahabat-sahabat sejatinya.
"Ya ampun ify ! gila ya lo bikin panik semua orang !" repet rio waktu ngedapetin ify lagi duduk di taman depan gedung sdnya, ify cuma nyengir.
"Lo kenapa fy ? kok lo ngilang gitu aja sih ?" tanya iel.
"Sori yel, sori banget juga yo, cak. Lho alvin mana ?"
"Enggak tahu, gue juga udah ngehubungin dia dari tadi, tapi enggak bisa-bisa, gue telpon ray, ray malah balik nanya, alvin lagi sama kita atau enggak" jelas cakka.
"Udah ayo kita ngobrolnya di mobil aja" ajak iel, semua temennya nurut.
"Mau cari alvin dimana ?" tanya iel sang supir.
"The book aja" sahut ify.
"Eh neng, lo sadar enggak sih ini jam berapa, udah jam setengah sembilan tahu, makanya kalo kabur inget waktu !" rio kayanya masih dongkol, walaupun hatinya lega banget. Ify cuma diem, enggak ada selera ngebalesin rio.
"Eh, sms dari alvin" kata cakka tiba-tiba.
"Apaan ?" tanya rio dan iel kompak.
"Sori bro, gue di singapur, biasa ngewakilin bokap" kata cakka baca sms dari alvin.
"Yee, kita mau ngubek-ngubek jakarta sampe tepar juga enggak bakal ketemu kalo gitu" timpal iel kesel.
"Nasib temenan ama anak pengusaha" ujar rio.
"Lo sendiri ?" sindir cakka.
"Tapi bokap gue kan enggak pernah nyuruh gue ngewakilin dia rapat" bela rio.
"Ya iyalah, bisa bangkrut tiba-tiba bokap lo, kalo lo yang rapat" celetuk iel yang di sambut tawa oleh cakka.
"Tega lo berdua, eh fy lo kenapa ?" rio mengalihkan pandangannya ke ify yang duduk di sampingnya, tapi ternyata ify udah tertidur. Pelan-pelan rio buka jaketnya dan nyelimutin ify pake jaketnya, cakka sama iel yang lihat dari kaca, cuma bisa senyum-senyum sendiri.
'maafin gue, gue belum siap cerita' batin ify yang cuma pura-pura tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar