Sabtu, 09 April 2011

Best Friends nd Love with Line part 11

Agni memperhatikan teman sebangkunya, walaupun sudah lama duduk sebangku, tapi mereka enggak pernah ngobrol. Mereka cuma ngobrol kalo emang lagi bener-bener butuh aja, tapi agni yang emang udah mau berubah kaya dulu lagi, mutusin kalo dia yang harus mulai kalo emang mau punya temen.
"Keke.." panggil agni ke teman sebangkunya, keke yang lagi nyatet pelajaran menoleh dan tersenyum.
"Kenapa ni ?"
"Nanti kita ke kantin berdua ya" kata agni sambil tersenyum, sementara keke memandangnya heran, pandangan yang sama seperti saat kemarin ia melihat agni, merubah penampilannya.
"Kenapa ke, lo mau ke kantin sama cowok lo yang anak kelas sebelas itu ya ?" goda agni.
"Ray ? haha, bukan dia bukan cowok gue ni, enggak gue cuma bingung aja"
"Bingung sama sikap gue ? abis kita basi banget, duduk berdua enggak pernah akrab"
"Maaf ya ni, gue kan baru di jakarta, udah gitu susah banget urusan adaptasi.."
"Ya udah mulai sekarang kita temen ya" kata agni sambil tersenyum yang di balas dengan senyum dan anggukan oleh keke. Mereka pun terus ngobrol sambil nyatet pelajaran.
"Tok..tok...tok.."
"Permisi bu, kita dari osis mau ngasih pengumuman" ujar alvin yang diikuti cakka di belakangnya.
"Oh iya-iya, silahkan.."
"Buat semua anak kelas sepuluh yang berminat untuk menjadi anggota osis, bisa mengikuti ldks pada hari sabtu besok, ini hanya untuk yang berminat dan bukan ajang coba-coba !" seru alvin, sementara cakka sibuk ngelihatin agni.
"Bagi yang mau ikut, harap mengisi formulir ini.." alvin dan cakka berkeliling. Alvin yang udah tahu gelagatnya cakka, nyuruh cakka buat ke barisannya agni.
"Lo ikut kan ni ?" tanya cakka.
"Lo mau ikut enggak ke ?" agni malah nanya ke keke.
"Boleh deh ni, kali aja disana kita dapat nambah temen" jawab keke.
"Iya kak, kita berdua ikut" kata agni, cakka pun memberikan formulirnya sambil tersenyum.
Sementara itu, ify sama via yang juga anggota osis, baru keluar dari kelas lain saat mereka melihat rio dan dea yang semakin hari semakin sering kemana-mana berdua.
"Vi, rio sama dea kok deket banget ya ?" tanya ify.
"Iya sih emang, akhir-akhir ini mereka sering banget kelihatan berdua"
"Ngapain ya ?" mata ify terus ngelihat ke arah dea sama rio.
"Lo masih berantem ya fy sama rio ?" via ngajakkin ify duduk di sebuah bangku.
"Gitu deh, enggak tahu kenapa, rio tumben-tumbenan ngambek sama gue betah banget, biasanya juga cuma tahan sejam dua jam.."
"Lo jealous fy ?"
"Hah ? gue jealous ?" ify malah balik nanya.
"Haha, keliatan tuh, ckckck, ngaku deh fy sama gue" kata via malah nggodain.
"Enggak tahu ah vi, complicated perasaan gue, gue sendiri enggak tahu kenapa"
"Yee, gimana sih lo. gue tanya nih ya, lo enggak suka lihat dea sama rio berduaan ?"
"Ehm..gitu deh.."
"Jawab iya atau enggak !" via masang muka galaknya.
"I..iya"
"Lo kangen sama rio ?"
"Kangen dia godain gue vi.."
"Jawab iya atau enggak ify !"
"Iya deh iya.."
"Lo pengen kaya dulu lagi sama dia ?"
"Iya"
"Lo pernah inget sama debo lagi ?"
"Enggak"
"Pernah kepikiran debo lagi ?"
"Enggak"
"Lebih sering kepikiran debo atau rio ?"
"Rio" jawab ify cepat, yang membuat via tersenyum.
"Udah jelas kan, lo suka sama rio fy"
"Tapi dea ?" tanya ify bingung.
"Enggak ada yang enggak mungkin di dunia ini fy, udah yuk ah.." via merangkul ify, ify pun pasrah aja ngikutin via.
"Yo, gue enggak enak deh, dari tadi kayanya ify ngelihatin kita" kata dea pelan.
"Kenapa emang de ?" tanya rio bingung.
"Tatapan ify ke gue akhir-akhir ini beda yo, mungkin dia jealous sama gue"
"Jealous ? bagus dong, berarti dia suka sama gue gitu de ?" tanya rio semangat.
"Hmm, mungkin yo.." kata dea sambil tersenyum meski hatinya sakit.
***
Iel menatap layar laptopnya, tapi matanya kosong, pikirannya masih melayang-layang tentang kejadian di rumahnya via kemarin.
_Flashback_
Karena via lagi ganti baju, iel pun membaca-baca majalah yang ada di atas meja tamu rumah via, sebenernya sih itu majalah cewek, dan enggak ada yang bikin iel tertarik, tapi wajahnya langsung berubah ketika melihat sebuah foto, terselip di majalah tersebut.
"Via ngefans sama betty lafea ya ?" iel ngomong sendiri sambil melihat poto itu. Yang dia lihat adalah poto seorang perempuan, dengan kawat gigi dan kacamata besar serta rambut di kepang dua dan belah tengah.
"Ngapain lo acak-acak majalah gue ?" tanya via jutek.
"Eh enggak kok vi, ini siapa vi ?" iel menunjukkan poto yang ia pegang tadi, muka jutek via langsung berubah, menjadi tegang.
"Bu..bukan siapa-siapa.." jawab via pelan.
"Lo ngefans sama betty lafea ya ? itu kan udah jadul banget, nyokap gue dulu hobby tuh"
"Bukan urusan lo !" teriak via sambil merampas poto itu, iel yang kaget sama perubahan sikap via, cuma bisa ngelihatin via doang.
"Lo kenapa vi ? gue salah ngomong ?"
"Yel lo pulang aja deh ! ilang mood gue !" via mendorong tubuh iel ke luar rumahnya, iel berusaha nahan tubuhnya, walaupun dia lebih kuat dari via, tapi enggak etis juga buat dia ngelawan via.
"Lo kenapa vi ?" iel mengulangi pertanyaannya.
"Udah sana lo pulang aja !"
"Enggak gue enggak akan pulang !" iel ikut-ikutan ngotot.
"Gue bilang pulang ya pulang !"
"Enggak !"
"Pulang lo sana !!" via mendorong iel lebih kuat, sampai-sampai iel hampir terjatuh, via lansung mengunci pintu rumahnya dan diam-diam menangis di balik pintu tersebut. Iel menempelkan telinganya, dia dapat mendengar tangisan via yang sepertinya begitu memilukan.
'via, cewek sejutek dia bisa nangis kaya gini' kata iel membatin.
_Flashbackend_
Dilihatnya via dan ify masuk barengan ke ruang osis, iel pun langsung pura-pura ngetik di laptopnya, udah dari tadi pagi juga via enggak mau nengok ke arah dia.
"Cie, sibuk banget sih lo yel ?" goda ify.
"Iya dong, gue kan ketos yang bertanggung jawab"
"Beuh, di puji dikit aja, terbang lo" sahut ify, lalu matanya memperhatikan via dan iel yang enggak kontak-kontakkan sama sekali.
"Lo berdua kenapa ? diem banget ?" tanya ify bingung, via cuma mengangkat bahunya, tanpa menoleh ke ify sedikitpun, sementara iel cuma tersenyum.
"Nih yel, data-data anak kelas sepuluh yang mau ikut ldks" kata dea yang baru datang sama rio sambil menyerahkan beberapa lembar kertas.
"Oh ya udah, tinggal tunggu yang lainnya.."
"Nih yel daftarnya" ujar alvin yang juga baru datang sama cakka.
"Oke, jadi...uhm..ada 20 orang anak yang mau ikut ldks, yo entar lo mesen tempatnya sama ify ya, dia kan bendahara, jadi kalo perlu buat dp, bisa langsung" kata iel membuka rapat.
"Ogah ah gue sama dia, gue sama dea aja, dia juga bendahara kan" jawab rio, semuanya diem, apalagi ify sama dea, ify diem ngelihatin dea sama rio dengan sejuta tanda tanya.
"Ayolah yo, jangan kaya anak kecil gitu, ini kan buat osis, lo harus profesional dong" timpal cakka.
"Gue bilang enggak mau ya enggak mau, gue maunya sama dea" kata rio lagi sambil menarik tangannya dea supaya mendekat ke arahnya.
"Plakk" semua kembali diam, saat tiba-tiba dea menampar rio.
"Sori semuanya, gue ijin rapat" kata dea lirih sambil berlari ninggalin ruang osis.
"Lo ada masalah yo sama dea ?" tanya alvin serius, rio yang masih shock, cuma menggeleng.
"Udah yel, nanti biar gue aja sama ify yang mesen tempat, biar rio nyelesain masalahnya dulu sama dea, lo mau kan fy ?" ujar alvin sambil bergantian melihat iel dan ify.
"Iya vin, enggak masalah" kata ify, walaupun hatinya juga tambah bingung, enggak ngerti sama apa yang sebenernya terjadi.
"Ya udahlah, yo mending lo keluar deh, selesain masalah lo sama dea dulu" ujar iel, rio cuma diem, tapi tetap berjalan ke luar. Rio berjalan tanpa arah, dia emang enggak gitu peka kalo soal perasaan gini, lagian kayanya tadi dia enggak salah, kenapa dea tiba-tiba nampar dia.
Maafkan kali ini aku harus jujur
rio berhenti waktu mendengar suara dea dari ruang musik, dia pun masuk ke situ, dea menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Maaf ya yo" kata dea lirih.
"Lanjutin de nyanyinya.."
Tak bisa lagi mencintaimu
Dengan sisi lainku
Aku tak sanggup menjadi biasa
Aku tak sanggup..
Dea melanjutkan nyanyinya, lalu menoleh lagi ke arah rio.
"Udah ah yo, bagus suara lo kemana-mana juga"
"Suara lo juga bagus de, de maaf ya"
"Buat apa yo ? gue yang harusnya minta maaf, gue cuma..ehm..reflek"
"Reflek ?" tanya rio bingung.
"Lo sendiri yang bilang yo, lo suka sama ify, tapi di saat lo punya waktu buat berdua sama dia, lo malah ngehindarin, apa yang orang-orang bakal pikir tentang gue sama lo yo, terutama ify, gue sama ify temenan, dan gue enggak mau dia jadi beda ke gue" jelas dea panjang.
"Buat apa ify jadi beda ke lo de ?" tanya rio enggak mudeng.
"Gue rasa ify mulai suka sama lo yo" kata dea pelan.
"Lo yakin de ?"
"Iya, bukan jamannya yo, narik perhatian orang yang lo sayang pake cara bikin dia cemburu, kalo kaya gini terus, hubungan lo sama dia enggak akan maju-maju, pertemanan gue sama dia juga bisa jadi mundur, mending mulai sekarang lo usaha pake cara-cara yang sewajarnya aja deh yo"
"Makasih ya de, lo beneran baik, udah selalu dengerin curhat gue tentang ify, selalu nyemangatin gue, lo beneran cuma kagum sama gue kan de ?" lagi-lagi rio ngulangin pertanyaan yang sama. Ini di karenakan dia paling pantang nyakitin hati cewek, gara-gara papanya selalu bilang "cewek itu harus di jaga yo, apalagi kalo dia udah baik sama kita, laki-laki sejati enggak pernah nyakitin perasaan perempuan" dan rio selalu megang teguh hal itu.
"Iya rio, makanya sebelum rasa kagum gue berubah jadi suka, lo buruan nembak ify, oke ?" goda dea sambil tersenyum.
"Doain gue ya de..haha.."
"Selalu yo.."
'selalu yo selalu, sebelum rasa sayang gue bikin gue jadi egois buat milikin lo yo' lanjut dea dalam hati kecilnya.
***
Ray komat-kamit sendiri, ini bukan pertama kalinya dia mau ngelakuin ini, tapi entah kenapa ini pertama kalinya, dia ngerasa sensasi yang berbeda.
"Lho, ray ngapain berdiri di depan situ, sini masuk" tawar keke yang baru sadar kalo dari tadi ray berdiri di depan pintu kelasnya, dengan senyum pasti, raypun menuruti tawaran keke.
"Enggak apa-apa, cuma mau ngajakin pulang bareng doang kok"
"Oh bentar ya, gue beresin ini dulu" tunjuk keke ke mejanya yang sedikir berantakan.
"Ehem..ehem.."
"Eh iya ray, kenalin ini agni temen gue"
"Ray.."
"Agni, oke deh ke, gue duluan ya, kayanya gue bakal ganggu nih" kata agni yang bisa ngelihat gelagatnya ray. Setelah agni pergi, ray langsung duduk di bangkunya agni.
"Nih ke buat lo" ray menyodorkan sekotak kado berhias pita ke keke.
"Apaan ray ?"
"Buka aja.." keke pun langsung membuka kado tersebut, ternyata isinya adalah sebuah kotak musik, yang berwarna coklat, berbentuk hati, sederhana tapi menawan, berbeda sama yang di jual di mall-mall.
"Bagus banget ray, tapi kok enggak bisa di buka ?" tanya keke bingung, mendapati kotak musik enggak bisa di buka.
"Karena kuncinya disini..." ray melepas kalungnya, terlihat sebuah kunci kecil berwarna perak sebagai bandulnya, dia menyodorkannya ke keke, dan keke langsung mengambilnya.
"Klek" keke membuka kotak musik tersebut.
Bukan sebuah alunan musik klasik seperti kotak musik kebanyakan yang mengalun melainkan sebuah dentuman irama permainan drum, lalu suara drum itu berhenti..
Aku sayang sama kamu keke.
Suara ray terdengar dari dalam kotak musik tersebut, dan kembali di susul oleh suara dentuman drum. Keke menatap ray dengan tatapan berbinar-binar.
"Kotak musik ini, sengaja gue pesen ke, gue masukin suara drum gue, sebagai simbol dari jantung gue yang detakannya enggak pernah normal setiap gue ngelihat lo, gue sayang sama lo, udah tertari sejak pertama ketemu lo, lo yang cuek, yang enggak pernah caper ke gue kaya cewek lainnya, tapi itu malah bikin gue jadi pengen caper ke lo, jadi, mau enggak lo jadi cewek gue ?" keke masih menatap ray.
"Iya ray, gue mau, makasih ya ray, lo emang bener-bener bawa warna baru di hidup gue" jawab keke mantap tanpa basa-basi, yang bikin ray tersenyum lebar. Ray memakaikan kalung yang berbandul kunci tadi ke keke.
"Yang ini buat lo ke, kotak musiknya juga, sementara gue pake yang ini" ray memperlihatkan kalungnya yang satu lagi, persis sama seperti yang di pakai keke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar