Kamis, 07 Juli 2011

It Has To Be You [Cerpen]

Dengan kecepatan sedang, namja itu mengendarai mobil mewahnya, membelah jalanan Seoul yang tidak begitu ramai sore itu. Di sela-sela kesibukannya yang begitu padat, akhirnya beberapa jam yang lalu ia mendapat kesempatan untuk dapat bertemu dengan orangtua dan adik laki-lakinya, sesuatu yang begitu berharga dan sulit  terjadi, padahal mereka masih tinggal di kota yang sama. Aktivitasnya sebagai seorang artis membuat waktunya menjadi begitu terbatas.

Sambil terus mengemudi, ia menyenandungkan beberapa lagu, sekedar mengisi kekosongan. Ia membelokkan mobilnya ke kanan, tepat ketika sesosok tubuh berlari dari trotoar jalan tanpa melihat-lihat terlebih dahulu.

“Ckiiiiiit !” reflek namja itu langsung menginjak  pedal rem-nya kuat-kuat, dan juga menghentikan laju mobilnya. Dengan terburu-buru ia keluar, dan segera menghampiri orang tersebut, yang kini tampak terduduk di tengah jalan.


“Yak ! apa kau ini tidak punya mata, hah ?!” salaknya langsung, dalam hatinya ia merasa orang inilah yang salah menyebrang tanpa mematuhi aturan. Namun batinnya tersentuh ketika ia mengetahui, bahwa orang-yang-hampir-ia-tabrak-itu-adalah-seorang-yeoja.

Wajah gadis itu tampak tertutupi dengan rambut panjangnya yang berwarna coklat, dan ia hanya diam, tidak bereaksi apapun.

“Hei, apa kau terluka ?” tanya namja tersebut sambil berjongkok dan menyibakkan rambut yeoja itu. Wajah putih cenderung pucat dengan mata sayu dan hidung mancung sempurna tampak jelas tertangkap oleh matanya saat ini, membiusnya sesaat.

“Young mi..” dari arah yang sama dengan yeoja tadi berlari, terlihat seorang yeoja lain, yang juga berlari dan segera menghampiri yeoja yang masih terduduk dengan ekspresi datar tersebut. “Pabo ! kau membuatku khawatir Young mi...”

“Mianhe, apa kau kenal dengannya ? tadi dia berlari tanpa melihat-lihat dan aku hampir saja menabraknya” ujar namja itu sambil tersenyum.

“Dia dongsaengku, tidak apa-apa sepertinya dia tidak terluka, lagipula salahku tidak bisa menjaganya..” sahut yeoja itu ramah, meski raut wajahnya jelas-jelas menampakkan kecemasan yang begitu kental dengan kondisi adiknya. “Akan ku bawa dia pulang, gomawo..”

“Young mi-ah..ayo kita pulang, eomma sudah menunggu..”

“Bagaimana jika kalian ku antar saja ?”

“Ah ani, akan merepotkanmu...”

“Kim Joongwoon imnida” sela namja itu sambil mengulurkan tangannya. “Anggap saja ini sebagai permintaan maafku..”

“Ehm..baiklah Joongwoon-ssi, aku Park Hyera dan dia Park Young mi..”

‘Park Young mi..cantik, meski dia hanya diam sejak tadi, tapi wajahnya itu membuatku tidak bosan untuk terus memandanginya..’ batin Joongwoon sambil membantu Hyera memasukkan Young mi ke dalam mobilnya.

***

“Hyung, kenapa kau baru pulang ? aku baru saja akan menghubungimu, tadi kami sudah makan duluan, tapi tenang saja aku sudah menyimpankan bagian hyung di meja makan” Wokkie langsung menyambutnya dengan rentetan kalimatnya ketika Yesung masuk ke dalam dorm.

“Hehe..mianhe, tadi aku harus mengantarkan orang yang hampir saja tertabrak mobilku..”

“MWO?!!” para member yang sedang berkumpul di ruang tengah, langsung kompak mengalihkan perhatiannya padaku.

“Yak, apa yang baru saja kau lakukan, hah ?!” sergah Heechul hyung.

“Kau menabrak orang ? lalu bagaimana keadaannya ? apa dia mengetahui kalau kau artis ? lalu apa kau sudah meminta maaf ?” Leeteuk hyung tidak mau kalah, namja itu langsung saja menimpali dengan rombongan pertanyaanya. Mereka berdua sekarang berdiri dan langsung menghampiri Yesung.

“Tenang hyung, aku hanya hampir menabraknya, hampir, bukan sudah menabraknya. Lagipula dia tidak terluka, dan keluarganya malah menerimaku dengan hangat, satu lagi, mereka tidak mengenali bahwa aku Yesung super junior, sedikit mengherankan sih, tapi ya sudahlah..” jelasnya sambil memamerkan cengiran ke arah mereka semua. “Wokkie, aku tidak lapar, masukkan saja makananku ke kulkas, aku mau cerita dengan Ddangkoma saja..bye..”

Dan tanpa menunggu adanya reaksi dari siapapun, Yesung bergegas menuju kamar. Langsung mengeluarkan kura-kura kesayangannya dari dalam kandang, meletakannya di atas kasur dan ikut berbaring di sebelah kura-kuranya.

“Ddangko..apa kabarmu, hah ? mianhe hari ini aku meninggalkanmu seharian, tapi sebagai gantinya, aku akan menceritakan pengalamanku hari ini kepadamu, bagaimana ? Ya..tentu saja ini spesial, dan kau harusnya bangga ku percayakan untuk mendengarkan ceritaku, karena aku hanya akan menceritakannya kepadamu saja..” celotehnya sambil memandangi Ddangkoma yang  ia rasa mengerti dengan apa yang baru ia ucapkan.

“Tadi di jalan, aku hampir saja menabrak seorang yeoja, tapi sepertinya Tuhan memang sayang sekali padaku yang rupawan ini, karena Dia juga memilihkan seorang yeoja yang cantik untuk hampir ku tabrak. Namanya Park Young mi, dan dia sangat-amat-cantik Ddangko..ahh kau harus melihatnya sendiri, akan ku kenalkan kau padanya suatu hari nanti, sayang..sepertinya ia sedang punya masalah karena dia hanya diam saja dengan tatapan mata yang kosong, aku jadi ingin menghiburnya..”

“Menghiburnya ? ide yang bagus, aku akan menghiburnya..” sambung Yesung lagi sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kau memang teman yang baik Ddangko..gomawo..” kali ini ia mengelus-elus cangkang kura-kuranya tersebut. Sementara kura-kura itu, hanya diam, diam dan terus diam.

***

“Annyeong Young mi-ahh..” sapa Yesung, ketika ia dengan sengaja kembali mampir ke rumah yeoja itu, dan merasa beruntung karena Young mi tampak sedang menyiram bunga-bunga di halaman rumahnya.

“Annyeong, mianhe, apakah aku mengenalmu ?” tanya yeoja itu sambil tersenyum. Wajahnya terlihat cerah kali ini, berbeda sekali dengan kemarin.

“Eh..” Yesung buru-buru melepaskan masker dan kacamatanya. “Aku Joongwoon, yang kemarin hampir menabrakmu, kau ingat ?”

“Menabrakku ? ahh..aku rasa kau salah orang Joongwoon-ssi, sejak kemarin aku hanya berdiam diri di rumah tidak kemana-mana, mungkin bukan aku Young mi yang kau maksud”

Yesung menatap yeoja di hadapannya ini dengan ekspresi bingung. Kemarin, Young mi memang tidak merespon kehadirannya, tapi masa iya, ia sampai tidak mengingat kehadirannya.

“Young mi, ada tamu ?” suara yang dikenalnya, buru-buru Yesung berbalik, dan menemukan Hyera sedang berdiri di belakangnya sambil membawa kantong-kantong belanjaan. “Ahh..Joongwoon-ssi, apa ada barangmu yang tertinggal hingga kau kembali ?”

“Eonni mengenalnya ? dia bilang, dia kemarin hampir menabrakku, padahal kemarin aku tidak pergi kemana-mana kan ?” sela Young mi, semakin membuat Yesung bingung.

Hyera hanya mengangguk sambil tersenyum. “Joongwoon-ssi, kau pasti bingung ya ? ayo, masuklah dulu, akan ku jelaskan padamu..”

Dan dengan kebingungan yang terjadi, Yesung hanya mengekori Hyera untuk masuk ke dalam rumah, sementara Young mi kembali asik menyirami tanaman bunganya.

“Duduklah dulu, akan ku ambilkan minum”

“Ani, tidak usah repot-repot, aku ingin tahu apa yang terjadi dengan Young mi..” ujar Yesung to the point. Ia tidak suka hal-hal yang berbelit-belit tanpa arti.

Lagi-lagi Hyera hanya tersenyum, ia duduk di hadapan Yesung, dan kemudian menghela napas sesaat. “Kalau begitu, biar aku bertanya lebih dulu, kenapa kau kembali hari ini ? kenapa kau begitu penasaran dengan kondisi Young mi ?”

“Aku tertarik padanya, ya..aku tahu, aku baru saja mengenalnya dan tidak tahu apa-apa tentang Young mi, tapi semalam wajahnya sudah cukup terus-terusan terbayang di mataku, untuk itulah aku kembali, aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi..”

“Ku sarankan kau untuk mundur Joongwoon-ssi, lebih baik kau tak usah mengenal Young mi lebih jauh, aku rasa ini yang terbaik”

Yesung sedikit kaget dengan penolakan-langsung yang dikatakan oleh Hyera tanpa basa-basi. “Kenapa ? apakah dia sudah mempunya namjacingu ?”

“Tidak, adikku masih sendiri, tapi percayalah padaku, akan lebih baik jika kau tidak mengenalnya, dan akan lebih baik pula untuknya jika kau tidak masuk ke dalam hidupnya, ku rasa semua akan rumit nantinya, apalagi dengan statusmu sebagai superstar..”

“Eh, kau...”

“Haha..aku baru menyadari bahwa kau adalah Yesung Super Junior ketika kemarin kau pulang dari sini, saat bertemu denganmu aku sedang begitu mengkhawatirkan Young mi, jadi aku agak tidak peka dengan sekelilingku..”

“Jadi, aku dilarang untuk mendekati Young mi karena statusku sebagai artis ?”

“Itu salah satunya, tapi ada hal lain yang lebih mendasar, hah..sudahlah, percayalah padaku ini yang terbaik, pulanglah Joongwoon-ssi..”

“Jelaskanlah Hyera, aku tidak bisa mundur tanpa alasan jelas seperti ini, niatku benar-benar tulus untuk mengenal Young mi, aku memang artis tapi aku tidak akan menyakitinya, aku akan melindunginya” Yesung terus berusaha untuk meyakinkan Hyera. Obrolan ini semakin membuatnya penasaran.

“Jika ku ceritakan, dan kau akan menyesal setelahnya, jangan salahkan aku, dan kau juga bisa mundur, anggaplah tidak pernah mendengarnya...”

“Arrasseo..arrasseo, pikirkan itu nanti, sekarang ceritakanlah..” desak Yesung tidak sabaran.

“Huft...adikku itu, ia bukan sengaja tidak mengenalmu atau mengingat tentangmu, Young mi..dia..ehm..seorang penderita alzheimer”

“Al..zheimer ?” ulang Yesung, seolah berharap bahwa itu hanyalah candaan Hyera dan tidak benar-benar terjadi. Ia memang tidak mengetahui penyakit itu dengan pasti, namun Yesung ingat pernah menonton sebuah film tentang penderita alzheimer, yang sewaktu-waktu bisa lupa dengan hal-hal disekitarnya.

“Ya..dan cukup parah, ia di vonis kira-kira tiga tahun lalu sejak ia tiba-tiba saja sering lupa alamat rumahnya 
sendiri, dan semakin hari, seperti yang kau tahu atau kalau kau tidak tahu, alzheimer adalah penyakit yang belum ditemukan obatnya dan tak ada cara untuk mengobatinya..tragis memang, adikku yang cantik harus tersiksa seperti itu..” lanjut Hyera dengan suara bergetar menahan tangis.

“Hyera..” Yesung, yang meski masih shock dengan kenyataan yang baru ia ketahui, bergegas pindah duduk menjadi ke sebelah Hyera, dan mengusap lembut punggung yeoja itu. “Mianhe..jika membuatmu bersedih..”

“Gomawo Joongwoon-ssi, jadi sekarang kau sudah tahu kan ? tidak mudah hidup dengan penderita alzheimer, yang bahkan terkadang tak mengingat namamu dan namanya sendiri, kau boleh pulang, dan melupakan pertemuan ini..”

“Ani, kau jangan suka menyimpulkan sendiri. Aku tidak akan menyerah, aku ingin tetap masuk dalam hidupnya, ku mohon izinkanlah aku..”

Kini ganti Hyera yang menatap Yesung kaget. Bagaimana bisa namja itu berujar demikian dengan begitu yakinnya ?

“Aku serius Hyera, melihat wajahnya membuatku tertarik, dan mendengar tentangnya malah membuatku tak ingin beranjak pergi, bantulah aku untuk mengenalnya lebih jauh, sebagai gantinya, akan ku bantu kau untuk menjaganya sepenuh hati” lanjut Yesung lagi penuh kemantapan. Meski diam-diam ia sendiri tak mengetahui mengapa ia seyakin ini, yang ia tahu, hatinyalah yang memang ingin seperti ini, harus seperti ini.

“Kau yakin ?”

Yesung mengangguk. “Jelaskan padaku tentang kondisinya..”

“Tapi ini akan merepotkanmu, aku tahu kau bukan orang yang mempunyai banyak waktu santai”

“Itu bukan masalah, akan selalu ku sempatkan untuknya, ayolah..biarkan aku mengenalnya, ya ?”

Dan Hyera hanya tersenyum, namja ini telah memberinya sorot mata yang tampak tulus, meski masih ragu, namun hati kecilnya seolah berbisik, bahwa laki-laki ini akan membuat adik tercintanya bahagia.

***

Semenjak hari itu, Yesung menjadi rajin mencari pengetahuan tentang penyakit yang Young mi derita. Hanya saja karena kesibukannya, ia belum bisa kembali menemui Young mi, namun tak seharipun ia absen menelpon Hyera untuk mengetahui kabarnya.

Yang ia tahu dari Hyera, Young mi memang sudah memasuki masa-masa yang parah. Ada saat dimana dia mengenal dirinya dan penyakit yang ia derita juga orang-orang disekitarnya, ada juga saat dimana dia hanya mengingat hidupnya sebelum vonis itu jatuh padanya, dan yang paling memilukan adalah saat dimana Young mi tidak mengingat apa-apa sama sekali bahkan tentang dirinya sendiri, hal yang terjadi ketika Yesung nyaris menabraknya waktu itu.

“Baiklah, syuting hari ini sudah selesai....” belum lengkap kalimat yang diucapkan manager mereka, Yesung langsung saja melesat meninggalkan kerumunan itu, dan bergegas menuju parkiran mobil. Hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba, hari dimana ia memiliki waktu senggang untuk dapat mengenal Young mi.

Yesung langsung memacu mobilnya, untung lokasi syuting kali ini masih berada di didaerah yang tidak begitu jauh dari rumah Young mi, hingga tidak sampai empat-puluh-menit kemudian, mobil Yesung sudah berhenti di depan rumah bercat abu-abu tersebut.

“Annyeong..”

“Ahh, Yesung oppa, apa kau mencari Hyera eonni ?” lagi-lagi, Young mi tampak sedang asik mengurusi tanamannya. Yesung tersenyum senang, menyadari bahwa gadis ini sedang dalam kondisi terbaiknya, ia masih mengingat namanya, hal yang sangat menyenangkan.

“Ani, aku mencarimu Young mi..”

“Aku ? ada apa oppa ?”

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin berteman denganmu, bolehkan ?”

“Eh...”

“Ayo sini, ku bantu kau menyiram tanaman..” Yesung menggulung kemejanya hingga sebatas siku, dan juga menggulung celana panjangnya. Ia meraih selang air dari tangan Young mi, dan langsung mengarahkannya ke arah bunga-bunga yang belum basah.

“Tapi oppa, aku bisa sendiri kok..”

“Tak apa, aku juga senang berkebun. Oh ya, apa bunga kesukaanmu ?” tanya Yesung mencoba menghangatkan suasana, ia ingin menorehkan kesan yang baik meski ia sendiri tak tahu sejauh mana Young mi akan dapat terus mengingatnya.

“Aku suka lili putih, yang itu..” tunjuk Young mi pada sekumpulan lili putih yang ada dipekarangan rumahnya. 
“Entahlah, tapi aku selalu merasa bahagia jika melihat dan mencium wanginya..”

“Kalau begitu jika aku kesini nanti, akan ku bawakan kau sebuket lili  putih..”

“Haha..tak udah repot-repot oppa, kan aku sudah memilikinya..”

“Tapi belum yang dariku, kan ?” goda Yesung sambil tersenyum kecil ke arah Young mi.

“Haha..oppa bisa saja, oh ya, eonni bilang oppa artis, apa benar ? mianhe..jika oppa tersinggung, aku jarang menonton tv..”

“Apa kau tahu super junior ?” tanya Yesung balik.

“Ya..aku pernah mendengarnya, dulu saat aku masih sekolah, teman-temanku banyak menceritakan tentang super junior..”

“Aku salah satu personilnya Young mi”

“Jinjja ? wahh..beruntung sekali aku bisa mengenal oppa, hehe..” Yesung hanya tersenyum melihat raut polos Young mi. Gadis ini benar-benar berbeda, dan semakin ia pandangi, semakin kuat keinginannya untuk 
menyelami gadis ini lebih dalam lagi.

“Oppa, ku rasa sudah semua tanaman kau siram, duduklah di ayunan, akan ku bawakan minum untukmu..” ujar Young mi sambil bergegas masuk ke dalam rumah sebelum cepat Yesung cegah. Dan seperti apa yang diminta, Yesung pun duduk di ayunan sambil menunggu Young mi.

Ia sendiri tidak mengerti, mengapa rasa ini berkembang dengan cepat dan amat pesat. Dimulai dengan sebuah insiden kecil dan sekarang ia menjadi begitu ingin untuk ada di dalam hidup yeoja ini. Cinta memang aneh. Tak tertebak dan selalu memberi kejutan.

“Ini oppa, khusus aku buatkan karena hari ini oppa telah membantuku..” Young mi menyodorkan segelas es sirup yang nampak menggugah selera.

“Gomawo Young mi, aku senang dapat mengenal dan membantumu, ku harap ini menjadi pertama, sehingga besok-besok aku bisa terus membantumu lagi..”

Young mi tertegun sesaat mendengar penuturan namja ramah disampingnya yang sedang meminum es sirup buatannya. “Tapi..mianhe oppa..aku takut mengecewakanmu, takut tidak mengenalmu, aku..”

“Aku sudah tahu Young mi” sahut Yesung. “Dan tak usah takut, kau akan mengenalku, kalaupun tidak, aku akan berusaha untuk mengingatkannya”

“Caranya ?”

“Tunggu sebentar..” Yesung menyerahkan gelas yang ia pegang ke tangan Young mi dan berlari menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah, lalu tak sampai dua menit kemudian, ia kembali lagi ke hadapan Young mi. “Ini..hah..” ujarnya sambil terengah-engah dan menunjukkan sebuah handycam ditangan kanannya.

“Handycam ?”

“Ya, mulai hari ini, setiap kita ketemu, aku akan merekam semuanya disini, dan sewaktu-waktu kau melupakanku, aku akan langsung memutarkan rekaman kita, bagaimana ?”

“Oppa..” desah Young mi pelan. Entahlah, semenjak ia sakit, ia tak punya banyak teman. Hidupnya hanya dihabiskan dirumah dan di rumah sakit, itupun hanya dengan eomma, appa, dan eonninya. Lalu kini tiba-tiba datang seorang namja, yang memperhatikan dan memperlakukannya seistimewa ini, membuat hatinya berdesir-desir tak karuan, tiba-tiba saja air mata langsung menggumpal ingin meluncur turun dari pelupuknya.

“Yaaak, kau kenapa menangis ? apa kau tidak suka dengan ideku ?”

Young mi menggelengkan kepalanya. “Ani, aku hanya terharu, oppa baik sekali kepadaku..aku..aku..belum pernah mendapat perhatian seperti ini sebelumnya kecuali dari keluargaku sendiri..”

“Kau ini..” dengan ujung jempolnya, Yesung menghapuskan butir air mata yang terlanjur menetes di pipi Young mi. “Mulai sekarang, izinkan aku untuk juga memperhatikanmu ya ? jangan sungkan kepadaku, mengerti ?”

“Apa oppa tidak keberatan dengan kekuranganku ?”

“Aku akan melengkapi kekuranganmu, dan kau juga harus melengkapi kekuranganku, ya ?”

“Apa aku punya kelebihan, ku pikir oppa sudah cukup sempurna”

“Kau sudah melakukannya sejak awal, kau sudah melengkapi hatiku yang kosong Young mi”  ujar Yesung penuh penekanan.

“Maksud oppa ?”

“Hahaha..sudah-sudah kemarilah, ayo kita buat rekaman pertama kita..” Yesung menyalakan handycamnya, dan mengarahkanya ke arah wajahnya sendiri. “Annyeonghaseyyo, Kim Joongwoon imnida, tapi kau boleh memanggilku dengan Yesung saja..dan ini..”

Dengan segera Yesung mengalihkan handycamnya ke arah Young mi, “Halo..aku Park Young mi..” ujar gadis itu ceria sambil melambaikan tangannya ke arah kamera.

“Ceritakanlah pengalaman kita tentang hari ini Young mi” ujar Yesung masih menyorot Young mi, yang kini wajahnya sedang tersipu karena malu di rekam seperti itu.

“Ehh..ehm..hari ini Yesung oppa datang ke rumahku, dia membantuku untuk menyirami tanaman-tanaman koleksiku, ia juga bertanya bunga apa yang kusuka, dan ku jawab bahwa aku menyukai lili putih, lalu....”

Dan hari itupun berlalu dengan indahnya.

***

Pertemuan yang hangat sore itu, sangat berkesan bagi Yesung. Kali ini, ia bisa menghubungi Young mi tanpa perantara Hyera terlebih dahulu. Hubungan mereka semakin dekat. Meski di pertemuan kedua, Yesung harus menghadapi Young mi yang kembali tidak mengingatnya. Namun dengan penuh kesabaran, Yesung memulai semuanya dari awal lagi, memperkenalkan dirinya, dan memutarkan hasil rekaman mereka.

Setiap mereka bertemu, Yesung juga tidak pernah alpa untuk membawa handycamnya. Dan ketika sampai di dorm, ia akan langsung memindahkan itu ke cd dan menandainya dengan angka. Sudah ada empat buah cd di kamarnya, itu artinya sudah empat kali juga mereka bertemu. Selalu ada kepuasan batin yang Yesung rasakan ketika berada di samping Young mi.

“Ddangko, kau tahu, aku rasa, aku sudah benar-benar mencintai Young mi, aku benar-benar ingin menjaganya sekuat tenagaku, dan tidak ingin kehilangannya..tak bisa ku bayangkan hidup tanpanya” Yesung kembali pada aktivitas malam-nya, sesi curhat bersama Ddangkoma, kura-kura kesayangannya.

Satu-satunya mahluk hidup, yang ia ceritakan secara runtut semua hal yang ia lalui bersama Young mi. Sedikit aneh memang, ia punya banyak dongsaeng dan hyung yang bisa memberikannya saran namun ia lebih memilih untuk bercerita kepada Ddangkoma yang hanya diam mendengar celotehnya.

“Kemarin aku membaca sebuah artikel, bahwa seorang penderita alzheimer, nantinya akan kesulitan juga untuk melakukan gerak motorik dan berbicara, dan kau masih ingat kan, saat ku ceritakan bahwa Young mi tiba-tiba saja terjatuh ketika terakhir kami bertemu, huft..aku jadi takut, rasanya pasti sakit sekali melihat dia akan lebih menderita daripada ini, apa yang harus aku lakukan Ddangko ?”

Tok..tok..tok, “Hyung, bolehkah aku masuk ?”

“Masuklah Wokkie-ah, ini kan kamarmu juga..”

“Hehe..sudah selesai hyung curhat dengan Ddangkoma-nya ?”

“Haha..sudah malam, tidurlah”

“Apa hyung tidak berniat menceritakan apapun itu, dan kemana selama ini hyung suka menghilang selepas ada acara, tidak harus padaku sih, tapi setidaknya ada yang lain yang tahu kecuali Ddangkoma, karena menurutku akan susah, jika ada apa-apa dan hanya Ddangkoma saksi kuncinya” ujar Wokkie polos, ia mendapat tugas dari para hyungnya untuk membujuk Yesung agar mau menceritakan apapun itu yang ia percayakan pada Ddangkoma.

“Nanti akan ada saatnya Wokkie,tapi bukan hari ini” sahut Yesung, santai seperti biasanya, dan langsung mematikan lampu kamar, tanda bagi Wokkie bahwa hyungnya ini memang belum ingin bercerita.

***

Hari ini Yesung mendapat jatah libur satu hari, dan ia tentu saja akan menghabiskan harinya bersama Young mi. Di dalam kepalanya, sudah tersusun rencana kemana ia akan mengajak Young mi untuk bersenang-senang. Yesung juga membawa Ddangkoma-nya, karena ia sudah pernah berjanji, baik kepada kura-kura tersebut maupun Young mi, bahwa ia akan mengenalkan mereka berdua.

“Apa kita saling mengenal ?”

Hari ini ternyata tidak di mulai dengan baik. Penyakit Young mi kambuh, namun Yesung mulai merasa terbiasa dengan kalimat itu. Ia hanya tersenyum, dan lantas mengeluarkan handycamnya.

“Kim Joongwoon imnida, dan kau biasanya memanggilku dengan sebutan oppa, Young mi..” ujar Yesung, tanpa lelah juga mengulang kalimat-kalimat perkenalan seperti ini. “Lihatlah ini, ini kau kan ? ini bukti kita saling kenal..”

“Eh, bagaimana bisa aku di dalam video itu, o..oppa ?”

“Kan sudah ku bilang kita saling kenal, sudah ayo, kau ganti baju sana, akan ku bawa kau ke tempat yang 
indah”

“Tapi..”

“Aku bukan orang jahat Young mi, lihatlah ini kau kan, lihat..kau bercerita tentang pertemuan kita waktu itu, tentang aku yang membantumu membuat kue untuk eonnimu, iyakan ?”

“Iya sih, tapi aku merasa tidak mengenal oppa” ujar Young mi pelan, sambil menunduk. Yesung tahu, dalam hatinya pasti Young mi tertekan dengan keadaannya. Untuk itulah ia bertekad akan selalu membahagiakan 
Young mi.

“Tak apa, yang penting kan aku mengenalmu, sudah sana ayo, ku tunggu..” Yesung membalikkan badan Young mi dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar untuk berganti baju.

“Hah..hari ini ia melupakanku lagi, haha, tapi aku tak akan lelah untuk membuatnya terus mengingatku....” Yesung asik merekam dirinya sendiri, bercerita tentang kisahnya hari ini, sambil menunggu Young mi yang 
sedang berganti pakaian.

Young mi muncul beberapa menit kemudian, tampak sederhana hanya dengan kaos berpotongan v-neck berwarna cerah dan celana jeans, rambutnya di ikat asal, namun tetap tampak cantik. Wajahnya memang pucat, namun senyumnya yang manis seolah menutupi semua itu.

“Oppa, err..kita jadi pergi ?”

“Tentu saja, ayo..” ajak Yesung semangat. Orang tua Young mi, yang sudah mengenal dan mempercayakan Young mi kepada Yesung, tidak keberatan melihat putri mereka pergi berdua dengan namja itu. Kehadiran Yesung dengan kesabarannya itu, telah membuahkan perubahan tak nampak dalam diri Young mi.

Mengingat statusnya sebagai seorang public figure, dan tidak ingin membuat Young mi tidak nyaman jika mereka sampai kepergok oleh netizen atau fans dari Yesung dan Super junior. Yesung mengajak Young mi ke pantai di pinggiran kota yang sepi. Tenang dan indah. Cocok untuk mereka berdua.

“Bagaimana, apa kau senang ?” tanya Yesung sedikit berteriak karena dominasi suara deru ombak yang kencang.

“Ini indah sekali oppa, sudah lama sekali aku tidak pergi ke tempat seindah ini, gomawo oppa” sahut Young mi semangat. Yesung tersenyum puas melihat bidadarinya seperti itu.

“Ahh ya, ini dia yang namanya Ddangkoma”

“Mwo ? kura-kura ini ?” tunjuk Young mi pada seekor kura-kura besar di dalam kandang yang dibawa oleh Yesung.

“Ya..ini Ddangkoma, kura-kura milikku, aku pernah berjanji padamu akan mengenalkanmu padanya”

“Benarkah ? ahh..mianhe oppa, aku merasa tidak pernah mendengar janji itu..” lirih Young mi sambil kembali menundukkan wajahnya.

“Hei, tak masalah..” Yesung mengeluarkan Ddangko dari kandangnya, “Annyeong Young mi, aku Ddangko, senang berkenalan denganmu..” dengan suara kecil yang dibuat-buat, Yesung menghibur Young mi sambil mengangkat Ddangko sejajar dengan wajahnya dan wajah Young mi.

Young mi terkekeh melihat itu, tingkah namja ini benar-benar menghiburnya. “Haha..annyeong Ddangko, senang berkenalan denganmu..”

“Nah karena kalian sudah saling berkenalan, ayo kita bermain bersama !!” seru Yesung, ia menarik Young mi dan membawanya berlari mendatangi air yang sedang menciumi bibir pantai dengan pasir putihnya yang menyelinap lembut di sela-sela kaki.

Sesekali mereka berdua saling menyipratkan air satu sama lain, atau adegan berganti dan Yesung tampak berusaha mengejar Young mi yang berlari bahagia, terkadang ketika berhasil tertangkap maka Yesung akan memeluk Young mi erat dan menggendong lalu mengajaknya berputar hingga mereka berdua terjatuh dan kembali basah.

Gelak tawa mereka berbaur dengan suara air yang pecah membentur karang, dilatari awan biru yang seolah tak bertepi, mereka berdua benar-benar menikmati saat-saat ini.

“Hari ini aku bahagia sekali oppa, sangat bahagia, gomawo oppa..” ujar Young mi antusias, Yesung hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil memegang handycam. “Meski mungkin besok setelah bangun pagi aku akan melupakan ini, tapi dapat ku pastikan bahwa hatiku akan menyimpan kenangan ini selamanya..”

Yesung terdiam sesaat mendengar penuturan Young mi yang begitu polos. Umur mereka terpaut enam tahun, Young mi memang terlihat lebih pantas menjadi dongsaengnya. Namun Yesung tak dapat memungkiri bahwa ia telah jatuh cinta. Tidak peduli, apakah Young mi memiliki rasa yang sama, mengingat ia bahkan tak dapat mengingat perasaannya sendiri, atau apakah Young mi hanya menganggapnya sebagai kakak, yang jelas, Yesung telah begitu mencintai yeoja disampingnya ini dan ingin selalu menjaganya.

“Oppa, wae ?” Young mi melambaikan tangannya di depan handycam yang Yesung pegang. “Ada yang salah ?”

“Ahh..ani..” kilah Yesung lantas tersenyum. Ia mengalihkan handycamnya ke arah Ddangko yang sedang berjalan lambat di pasir pantai sekitar mereka duduk. “Kau tahu, katanya kura-kura itu bisa hidup hingga berumur delapan puluh tahun..”

“Oh ya ? wah..kalau begitu, jika aku berenkairnasi nanti, aku ingin menjadi kura-kura saja, agar umurku bisa panjang” sahut Young mi, yang membuatnya Yesung langsung menoleh ke arahnya.

“Aish, kau ini..mana ada manusia yang ingin dilahirkan kembali menjadi hewan, hah ?”

“Haha..tentu saja ada oppa, aku buktinya, lagipula bukankah menyenangkan jika kita bisa memiliki umur yang panjang ?”

“Aku tidak sependapat denganmu, aku malah terpikir untuk mendonasikan Ddangko dalam waktu dekat ini”

“Mendonasikannya ? kenapa ?”

“Coba kau bayangkan, jika seandainya ia benar-benar bisa hidup sampai umur delapan puluh tahun, dan bagaimana jika sesuatu terjadi padaku dan aku tidak bisa hidup selama itu, bagaimana jika ia kesepian karena kehilanganku ? siapa yang akan menyayanginya jika aku pergi terlebih dulu ?”

“Aigoo..bahkan oppa berpikir sampai sejauh itu ?” tanya Young mi, setengah takjub setengah merasa aneh, namun juga kagum dengan pola pikir Yesung yang tak mudah ditebak.

“Ani, aku rasa itu bukanlah pikiran yang jauh, itu hanya sebuah pikiran sederhana Young mi, aku tidak mau meninggalkan orang-orang yang menyayangiku dan membuat mereka bersedih setelahnya, aku selalu ingin membuat orang-orang yang ku sayangi merasa bahagia..”

“Apa aku termasuk orang-orang yang oppa sayangi ?”

“Ne, tentu saja, mengapa kau bertanya seperti itu ?”

“Molla, hanya saja, meski rasanya aku melupakan banyak hal penting yang pernah kita lalui, tapi aku selalu merasa bahagia ketika aku bersama oppa, sangat terasa meski aku tak dapat mengingat setiap detail yang sudah terjadi, aneh memang, tapi ya aku bahagia, oppa..”

“Saranghae Young mi..” bisik Yesung tiba-tiba tepat ditelinga Young mi, dan tanpa memberikan kesempatan pada Young mi untuk bereaksi, Yesung segera berdiri dan menarik Young mi. “Ayo kita pulang, aku tidak mau membuat keluargamu khawatir..”

Dan Young mi hanya dapat mengikuti Yesung yang menggandeng erat tangannya. Sambil menerka-nerka, apakah rasa yang sama juga tumbuh di hatinya ? Tapi bagaimana juga ia bisa merasakan itu, sementara hampir setiap harinya ia bisa saja melupakan banyak hal termasuk juga tentang rasa. Penyakit ini benar-benar merenggut hidupnya dengan kejam.

“Young mi, sudah sampai, kau mau ku gendong ?”

Young mi mengucek mata dan memperhatikan sekelilingnya, rasanya tadi ia masih ada di pantai, dan mengapa sekarang tiba-tiba ia sudah ada di depan rumah.

“Haha..sepertinya kau benar-benar mengantuk ya ? sini, biar kau ku gendong saja” ujar Yesung lagi.

“Ani oppa, aku bisa sendiri..” tolak Young mi, dan kemudian bergegas turun dari mobil Yesung. “Oppa mau mampir ?”

“Mau sih, tapi ini sudah malam, sebaiknya kau istirahat saja, aku tidak mau mengganggu..masuklah..”

“Baiklah, sekali lagi, terimakasih karena oppa sudah memberikan banyak kebahagiaan untukku”

“Kebahagiaanmu merupakan kebahagiaanku juga” jawab Yesung sambil tersenyum, yang kemudian juga hanya dibalas senyum oleh Young mi.

“Aku masuk dulu ya oppa, hati-hati..” Young berbalik dan bergegas masuk ke dalam rumahnya, sementara 
Yesung masih berdiri memperhatikan Young mi. “Ehm..oppa, nado saranghae !” teriak Young mi tiba-tiba, dan langsung menghilang di balik pintu.

“Nado saranghae..” gumam Yesung yang masih kaget dengan kelakuan Young mi, “Nado..jadi, dia juga mencintaiku ?” Yesung lagi-lagi berbicara dengan dirinya sendiri, meyakinkan apa yang baru saja ia dengar.

“Haha, yes !! dia mencintaiku, dia juga mencintaiku !!” sorak-sorai Yesung, sambil melompat-lompat senang, tidak peduli dengan imagenya, ia benar-benar bahagia, cintanya disambut dengan indah.

***

“Apakah ini benar dirimu Yesung ? lalu yeoja ini ?”

Baru semalam ia merasa bahagia, dan tidak sampai dua puluh empat jam kemudian, Yesung saat ini sedang duduk di tatap oleh berpasang-pasang mata yang menuntutnya sebuah kejelasan. Koran pagilah penyebab semua keributan ini, foto-fotonya dan Young mi di pantai kemarin terpampang sebagai headline utama di hampir semua koran.

“Ini sih benar-benar dia, lihat saja, bahkan ada netizen yang berhasil mengambil foto Ddangkoma juga..” maknae satu itu, membuka salah satu koran dan menemukan gambar yang ia maksud.

“Jadi ini benar kau ?” tanya Leeteuk, entah untuk keberapa kalinya.

“Ne, itu aku, dan yeoja itu Young mi” sahut Yesung akhirnya. Ia masih tidak habis pikir bagaimana bisa jalan-jalannya kemarin terlacak hingga seperti ini.

“Apakah dia yeojachingu hyung ?” kali ini giliran Donghae yang bertanya, sekaligus mewakilkan yang lain yang juga penasaran.

“Bisa di bilang seperti itu..aissshhh, kenapa sih mereka bisa mendapatkan foto-foto ini ?!!” ungkap Yesung kesal. Ia meraih sebuah koran dan memperhatikan fotonya yang sedang menggendong Young mi. “Dan kenapa juga aku bisa tidak sadar dengan kehadiran mereka ?!!”

“Kau harus segera melakukan konferensi pers Yesungie, sebelum fansmu bertindak yang macam-macam” sela sebuah suara, berasal dari manager mereka, dia jugalah yang datang ke dorm pagi-pagi ini sambil membawa setumpuk koran tersebut.

“Tidak segampang itu..”

“Memangnya kenapa ? kau dan yeojamu itu tinggal duduk berdua dan memberikan penjelasan kepada para netizen”

“Masalahnya Young mi itu....”

Drrt..drrrrrttt..drrrt. Kalimat Yesung terpotong oleh getar ponselnya sendiri, ia melihat nama Hyera yang terpampang di layarnya, apakah masalah ini sudah merebak hingga sampai ke keluarga Young mi ? tak ingin banyak menduga, ia pun segera menjawab telponnya.

“Yeoboseyo..”

“MWO ?!! Arra..arra..akan segera kucari !”

Semua mata kembali melihat Yesung yang wajahnya kali ini berekspresi kaget bercampur cemas. Ia berdiri dan langsung menyeruak orang-orang yang mengerumuninya begitu saja.

“Yak, kau mau kemana, hah ?! masalah ini belum selesai Kim Joongwoon !!” sungut Heechul kesal, sementara Yesung malah masuk kekamarnya dan tak sampai sedetik kemudian keluar kembali sambil mengenakan topi baseball.

Eunhyuk dan Sungmin bergerak cepat menghalangi pintu keluar, menahan Yesung. “Kita harus membicarakan masalah ini dulu hyung..” ujar Sungmin.

“Akan ku selesaikan, pasti ku selesaikan, tapi ku mohon izinkan aku untuk pergi sekarang, ini benar-benar mendesak..” ratap Yesung berusaha melawan pertahanan Sungmin dan Eunhyuk.

“Apakah ini tentang yeoja itu ?” tebak Eunhyuk menyelidik.

“Tak ada waktu untukku menjelaskannya sekarang, minggirlah, ku mohon..”

“Tapi hyung..”

“KU BILANG MINGGIR !!” Yesung berteriak emosi dan langsung mendorong dua dongsaengnya itu agar tidak menghalanginya lagi, lantas ia segera berlari keluar dorm. Tanpa memperdulikan orang lain yang melihatnya, Yesung terus saja berlari, meski larinya juga tanpa arah.

“Hari ini sepulangnya eomma dari pasar, ia lupa mengunci pintu, dan tanpa sepengetahuan siapapun Young mi menyelinap ke luar rumah, padahal kondisinya sedang tidak baik, bantu aku mencarinya..”

Perkataan Hyera di telpon tadi terus memenuhi otak Yesung. Ia tidak tahu harus kemana, yang jelas ia harus cepat menemukan Young mi sebelum sesuatu yang buruk terjadi padanya. Kondisi yang tidak baik adalah semacam sandi untuk mengungkapkan bahwa penyakit Young mi sedang kambuh, dan itu artinya, Young mi mungkin saja sedang tidak dapat mengingat apapun termasuk dirinya sendiri.

Beberapa orang di jalan mulai menyadari siapa dirinya, sebuah topi memang tentu saja bukanlah alat penyamaran yang sempurna, namun Yesung tidak peduli, ia hanya ingin segera menemukan Young mi.
Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara keributan dari sebuah gang yang sepi. Bermodalkan feeling, ia memutuskan untuk mendekat ke arah suara itu.

“Aish, yeoja idiot sepertimu mana boleh menjadi pacar Yesung oppa ?!!

“Ya kau sama sekali tidak pantas !!”

“Kau harus tahu diri !! kau tidak bisa memiliki Yesung oppa !!”

Mendengar namanya disebut berkali-kali, Yesung langsung berlari, dan hatinya terasa sakit melihat Young mi di kepung oleh sekumpulan remaja, yang tampaknya masih duduk dibangku SMA, mereka memukul, menjambak, dan memarahi Young mi yang hanya terdiam dengan raut wajah datarnya. Sama seperti ketika mereka pertama kali bertemu.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN ?!!” raung Yesung, membuat para gadis remaja itu menghentikan aksinya dan menoleh ke arahnya.

“O..oppa..”

“Jika kalian benar-benar mencintaiku, tidak seharusnya kalian melakukan hal seperti ini” ujar Yesung dingin, ia langsung mendekati Young mi yang tampak acak-acakan. Ia masih dalam balutan piama dan memakai sandal rumah.

“Young mi, gwenchanayo ?” Yesung mengguncang pelan tubuh Young mi, namun gadis itu benar-benar tak bereaksi. Ia memandangi Yesung namun tatapan matanya kosong. “Young mi..katakanlah sesuatu..” ujar Yesung lagi.

Tak kunjung mendapat jawaban apapun, Yesung segera mengalungkan tangan Young mi di sekitar lehernya dan menggendongnya.

“Jika sesuatu terjadi padanya, jangan salahkan aku jika aku tidak dapat memaafkan kalian..”

***

Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian itu, dan kondisi Young mi memburuk, ia harus di rawat di rumah sakit. Gerak motoriknya mulai melambat, sudah seminggu ini juga ia hanya diam tanpa reaksi, seolah tak mengingat apapun.

“Bisa kita bicara ?” Yesung mengalihkan matanya dari tubuh Young mi, yang hanya dapat ia pandangi dari balik kaca. Hyera tersenyum lirih ke arahnya dan menyodorkan segelas kopi instan.

“Gomawo, apa yang ingin kau bicarakan ?”

“Bagaimana jika kita duduk disana..” Hyera menunjuk kursi tunggu di ujung ruangan, Yesung hanya mengangguk, dan mereka berdua segera menghampiri kursi itu.

“Jadi..”

“Ini tentang Young mi dan karirmu” ujar Hyera pelan.

“Aku tidak peduli dengan karirku, terserah orang mau mengatakan apa, aku mencintai Young mi apapun keadaannya”

“Tapi itu menyakitkan bagi keluargaku..” Hyera lagi-lagi tersenyum lirih. “Rasanya sakit melihat mereka terus-terusan menjelek-jelekkan adikku, mengatainya idiot, bodoh, penyakitan, tak pantas untukmu, itu benar-benar membuat kami tidak nyaman..”

“Tak ada yang lain, selain Young mi yang pantas untukku” sahut Yesung mantap.

“Jangan egois, ku mohon..”

“Apa maksudmu ? Egois jika aku meninggalkan Young mi disaat seperti ini, aku bertahan, aku mencintai adikmu Hyera..”

“Bukankah sudah ku bilang tadi, rasanya menyakitkan melihat Young mi harus di perlakukan seperti itu, ia sudah menderita, tolong jangan tambah penderitaannya lagi..”

“Kau...”

“Aku tahu, kau tulus mencintai Young mi, tapi apa mereka mengerti ? mereka hanya terus mencela keadaan Young mi, di mata mereka, idola sepertimu pantas mendapat seorang yang sehat jasmani dan rohani, tidak seperti Young mi. Adikku sudah tersiksa, jadi ku mohon, lepaskanlah salah satu bebannya..”

Yesung berusaha mencerna setiap kata yang Hyera ucapkan dengan pelan namun penuh penekanan. Apa yang Hyera katakan memang benar. Begitu banyak orang, yang entah mengapa membenci Young mi dan menganggapnya tidak pantas untuk bersanding bersama Yesung, apalagi setelah berita mengenai penyakit Young mi juga ikut tersebar di media. Benar-benar membuat Yesung tertekan.

“Jadi apa yang harus ku lakukan ?”

“Tinggalkanlah Young mi”

Meski sudah dapat menebak apa yang kemungkinan akan Hyera minta darinya, tetap saja Yesung merasa seperti ada palu raksasa yang meluluh lantakkan perasaannya mendengar permintaan itu.

“Aku tidak bisa..” tolak Yesung.

“Jadi kau memilih untuk terus menyakiti Young mi ? membuat Young mi memiliki banyak musuh di akhir-akhir hidupnya ?!”

“Itu mustahil untuk ku lakukan Hyera, aku begitu mencintainya”

“Dan cintamu membuat hidupnya seperti ini !!” raung Hyera mulai menangis. Ia tidak peduli, apakah 
permintaan ini jahat, karena ia sendiri mengerti bahwa adiknya juga jatuh cinta kepada Yesung, tapi ia hanya ingin adiknya hidup tenang, hanya itu.

“Aku tidak pernah bermaksud untuk menyakitinya”

“Kau tidak menyakitinya, orang-orang yang mencintaimulah yang menyakitinya, ku mohon, lepaskanlah ia, lepaskan Young mi..” tiba-tiba saja Hyera berlutut di depan Yesung.

“Hyera, apa yang kau lakukan ? bangunlah, jangan seperti ini..” Yesung berusaha membuat Hyera berdiri.

“Aku akan terus berlutut, sampai kau mau melepaskannya, biarkan adikku hidup tenang. Kita mulai hidup kita dari awal lagi, anggap saja cerita ini tak pernah ada..” pinta Hyera.

Yesung menatap Hyera frustasi. Saat dia mencintai Young mi maka sejak saat itu pula tak ada dalam benaknya untuk melepaskan gadis itu apapun keadaannya, namun jika sudah begini, Hyera benar, ia tidak boleh egois.

“Baiklah...”

Belum sempat Yesung melanjutkan kalimatnya, Hyera sudah langsung menatapnya dengan semangat. “Kau akan melepaskan adikku ?”

“Ya, tapi izinkan aku menemuinya untuk yang terakhir kali” sahut Yesung perih.

“Silahkan..” dan tanpa aba-aba lagi, Yesung langsung meninggalkan Hyera menuju ruang perawatan Young mi. Ia meraba kaca, satu-satunya yang bisa ia lakukan. Dengan pedih, ia mengamati tubuh Young mi, merekam wajah cantiknya.

“Saranghae jagiya..”

***

“Hyung, akhirnya kau pulang juga, bagaimana keadaan Young mi ?” seperti biasa, Wokkie langsung menyambut Yesung. Namun Yesung, tanpa ekspresi apapun, hanya berjalan menuju kamarnya, tanpa mengacuhkan pandangan mata teman-temannya.

Ia menjatuhkan dirinya ke lantai kamar, bertumpu pada kedua lututnya, “Ddangko..aku sudah melepasnya, aku melepaskannya..”

Yesung berbisik lirih, seluruh tubuhnya terasa sakit, terutama hatinya. Seperti ada yang di cabut paksa dari tempatnya. Luka yang amat dalam.

“Yang aku lakukan ini benar kan ? aku melepasnya karena ingin membuatnya hidup tenang kan ? aku melepasnya karena aku ingin ia bahagia kan ?”

“Hyung..” Yesung menoleh ke belakang, dan di ambang pintu sudah berdiri Wokkie, Sungmin dan Kyuhyun.

“Aku melepaskan Young mi, melepaskannya..hahaha..” tiba-tiba saja, Yesung tertawa, bukan tawa bahagia, bukan juga tawa anehnya yang biasa. Melainkan tawa yang terdengar begitu menyayat hati. Melantunkan kesakitan yang dalam.

“Ungkapkan apa yang ingin kau ungkapkan hyung, kami ada disini untukmu..” Sungmin mendekat, dan menepuk-nepuk pundak Yesung. Disusul Wokkie yang sudah berurai air mata, dan Kyu yang untuk kali ini meletakkan psp-nya sejenak.

***

Hari berlalu, dan berjalan amat lambat menurut Yesung. Tak ada satu detikpun ia lewati tanpa rasa rindu untuk Young mi yang entah ada dimana sekarang. Dan untuk membunuh segala rasa itu, Yesung menerima semua tawaran perkerjaan yang datang padanya.

Hanya dengan segala kesibukan itulah, rindu yang menusuk hati itu dapat terkalahkan sesaat. Ia tak peduli dengan kondisi tubuhnya, yang ia lakukan hanyalah berkerja dan terus berkerja. Enam bulan ini, raganya berusaha untuk selalu baik-baik saja meski jiwanya terkoyak habis.

“Makanlah dulu, kata Wokkie kau belum makan dari beberapa hari yang lalu..” Leeteuk mencekal pergelangan tangan Yesung, dan kemudian menariknya untuk duduk.

“Ani hyung, aku masih harus menghapal lagu, nanti saja” kilah Yesung, mencoba berlalu.

“Ini perintah Kim Joongwoon” ulang Leeteuk, kali ini sambil memandang Yesung tajam. “Berhentilah bersikap bahwa kau baik-baik saja, berhentilah membuat kami khawatir..”

“Mianhe hyung, tapi aku memang baik-baik saja” ujar Yesung tak acuh.

“Baik-baik saja ?” cibir Leeteuk. “Apanya yang baik-baik saja ? tidak bisakah kau mengungkapkan apa yang kau rasa, aku memang bukan leader yang baik karena tidak bisa membantu setiap memberku untuk melalui masalahnya, aku...”

“Hyung, aku tak apa, dan kau merupakan leader yang baik”

“Berhentilah berkata kau baik-baik saja !!” secara mengejutkan, Leeteuk berteriak dan mendesak tubuh Yesung ke dinding. “Kau sedang menyiksa dirimu sendiri jika terus-terusan begini, ini bukan Yesung yang ku kenal”

Yesung menatap lirih Leeteuk, orang yang paling ia hormati setelah appa dan eommanya. Melihat sorot mata Leeteuk yang tajam namun sarat perhatian itu, seolah menembus benteng-benteng pertahanan yang ia bangun dengan susah payah. “Rasanya sakit hyung..aku..aku merindukan Young mi, sangat merindukannya..” ujarnya kemudian, melepaskan semua topengnya.

Leeteuk menatap Yesung lekat, melihat kepedihan yang begitu dalam disana. Lirihan suaranya yang begitu perih. “Aku..aku tahu ada dimana  Young mi sekarang..”

***

Dengan sisa tenaga yang ia punya, namja itu berjalan pelan, menyusuri anak tangga yang menjulang tinggi di hadapannya. Tangannya menggenggam erat sebuket lili putih yang masih segar. Kacamata hitamnya menyembunyikan segala bayang kesakitan yang melilitnya erat.

“Huffttt..” ia menghela napas sejenak, menghentikan langkahnya tepat di anak tangga paling atas. Tubuhnya 
terasa lemas, namun ia juga tahu, bahwa inilah yang telah ia nantikan, meski rasanya begitu sulit.

Ia kembali berjalan, dan tak sampai sepuluh langkah kemudian, ia berhenti. “Annyeong Young mi..” setelah membungkukkan badannya, ia meletakkan sebuket bunga yang ia bawa di atas marmer putih di hadapannya.

“Mianhe..” bisiknya lirih, dan kemudian ia berlutut. “Mianhe Young mi..mianhe..” ulangnya lagi. Air mata yang selama ini ia tahan susah payah, mengalir begitu saja. Dengan tangan yang bergetar hebat, ia meraba nama yang terukir di atas marmer tersebut.

“Jeongmal mianhe Young mi..mianhe..” di sela-sela air matanya yang semakin deras, ia terus saja berusaha meminta maaf. “Mianhe Young mi, aku..aku..mencintaimu, mencintaimu..”

“Hyung, sudah waktunya kita pergi..”sela suara Wokkie, yang memang menemaninya kemari.

Yesung hanya mengangguk sekilas, ia kembali memandangi marmer putih di hadapannya itu, memandangi tempat peristirahatan terakhir seseorang yang amat ia cintai dan ia rindukan kehadirannya.

“Saranghae..” ujarnya, dan kemudian mengecup ukiran nama itu.

Wokkie hanya bisa memandangi hyungnya itu dalam diam sepanjang perjalanan mereka di dalam mobil. Ia tahu, apapun yang ia lakukan tak akan ada artinya. Meski tak pernah merasakannya, namun ia mengerti, apa yang baru saja terjadi pada Yesung adalah sebuah kehilangan yang tidak mudah.

Keheningan itu berlanjut bahkan ketika mereka berdua telah bergabung dengan delapan member lainnya. Semua hanya diam memperhatikan Yesung yang tak kunjung bicara sejak beberapa hari lalu.

“Hyung..” serempak semua menatap Yesung yang tiba-tiba saja, akhirnya bersuara. “Aku ingin bernyanyi solo untuk Young mi..” lanjutnya tanpa menggubris siapapun. “Bisakah ?”

Leeteuk mendekat ke arah manager mereka, berbicara sesaat, dan kemudian tak sampai lima menit kemudian ia menghampiri Yesung. “Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan..”

“Gomawo hyung” ujar Yesung, menatap Leeteuk sambil tersenyum. Senyumnya yang telah lama padam, akhirnya kembali.

Dari tempatnya berdiri, Yesung dapat melihat kilau warna blue sapphire yang tersebar di segala penjuru, dan ketika ia menoleh ke belakang, maka dapat ia temukan teman-temannya yang mendukung ia dengan sepenuh hati.

“Jika aku dapat kesempatan kedua untuk bertemu lagi denganmu, maka akan ku pastikan untuk menjagamu meski harus menyakiti diriku sendiri, saranghae Young mi..bogoshipo..”

Oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
I gil kkeuteseo seoseongineun na
Dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba

Naneun tto I gireul mutneunda

Neol bogo sipdago

Tto ango sipdago
Jeo haneulbomyeo gidohaneun nal

Niga animyeon andwae

Neo eobsin nan andwae
Na ireoke haru handareul tto illyeoneul
Na apado joha
Nae mam dachyeodo joha nan
Geurae nan neo hanaman saranghanikka

Na du beon dasineun

Bonael su eopdago
Na neoreul itgo salsun eopdago

Niga animyeon andwae

Neo eobsin nan andwae
Na ireoke haru handareul tto illyeoneul
Na apado joha
Nae mam dachyeodo joha nan
Geurae nan neo hanaman saranghanikka

Nae meongdeun gaseumi

Neol chajaorago
Sorichyeo bureunda

Neon eodinneungeoni

Naui moksori deulliji annni
Naegeneun
Na dasi sarado
Myeot beoneul taeeonado
Harudo niga eobsi sal su eomneun na
Naega jikyeojul saram
Naega saranghal saram nan
Geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
Neo hanaman saranghanikka
(yesung – it has to be you)

***

-epilog-

Leeteuk menatap Yesung lekat, melihat kepedihan yang begitu dalam disana. Lirihan suaranya yang begitu perih. “Aku..aku tahu ada dimana  Young mi sekarang..”

“Apa kau tak ingin menemuinya ?” tanya Leeteuk, ketika Yesung hanya diam dan tak merespon keta-katanya.

“Ani..aku tak boleh menemuinya..”

“Yak, kau ini pabo atau apa hah ?!! bukankah sudah ku bilang tadi, berhentilah menyiksa dirimu sendiri !!” salak Leeteuk, kembali tidak habis  pikir dengan jalan pikiran dongsaengnya yang satu ini.

“Aku hanya akan menyakitinya hyung”

Rasanya, Leeteuk seolah kehabisan kata menghadapi Yesung, yang entah mengapa tetap saja berusaha bertahan di atas pendiriannya meski keadaannya sudah hancur lebur begitu. “Baiklah, terserah kau saja, aku tahu kau telah dewasa dan tahu mana yang terbaik untuk hidupmu..tapi jika kau ingin menemuinya, ia ada disini”

Sambil berlalu meninggalkan Yesung, Leeteuk meletakkan secarik kertas di meja. Setelah terus mendiamkannya, akhirnya hatinya tergugah juga untuk mengambil kertas itu. Ia memandangi alamat rumah sakit beserta nomer kamar rawat yang tertulis disana.

“Baiklah, akan ku temui dia setelah syuting ini selesai”

Dan seandainya Yesung dapat mengerti apa yang sedang dan akan terjadi, rasa-rasanya ia tidak akan menunda pertemuannya saat itu. Malam itu, setelah ia berpikir sedemikian rupa, akhirnya ia memutuskan untuk menemui Young mi. Dan semuanya terlambat.

Young mi menghembuskan napasnya satu jam sebelum kedatangan Yesung. Ia meninggalkan dunia tanpa memberi kesempatan pada Yesung untuk menemuinya barang satu detik. Ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun pada Yesung.

“Ia sempat sadar beberapa hari lalu, dan tiba-tiba saja ia menanyakanmu..” perkataan Hyera di antara derai air mata itu, langsung menusuk tajam jantung Yesung. “Ia sangat ingin bertemu denganmu, namun aku tidak bisa menghubungimu, nomer lamamu tak lagi aktif..”

“Setelah berusaha, akhirnya tadi pagi aku berhasil menghubungi managermu, waktu itu aku mendesak agar dapat berbicara denganmu, namun kau sedang sibuk katanya dan ia malah memberikan telpon itu pada Leeteuk, akhirnya aku menitipkan alamat rumah sakit ini padanya, 
berharap kau dapat segera datang kesini..”

Yesung tak dapat lagi mendengar perkataan Hyera setelah itu. Yang ia rasa hanya satu, sesak yang begitu mencekat, penuhnya rasa bersalah yang berkumpul di seluruh rongga dadanya.

-TAMAT-

Waaaaa....mau tumpengan beneran deh rasanya berhasil nyelesein cerita ber-maincast Yesung ini wkwk, hahaha, gagal sih kayanya..tapi demi apapun, susah banget men bikin cerita tipe ‘mellow’ gini buat karakternya Yesung yang kocaknya ampuun #curcol

Maaf yaa, tau deh ini aneh banget kayanyaa, komen dan kritiknya ya, ditungguin lhooo, jangan Cuma like doang..kekekeke

Ohya, itu sebenernya di Ddangkoma kan udah di donasiin beneran ya, tapi gimana lagi dong, penulisnya selain jatuh cinta sama pemiliknya juga polling in lope sama kura-kuranya, jadi yaa biarkan dia eksis disini ya hehehe

Gomawo – terimakasih
Namja – laki-laki
Yeoja – perempuan
Ani – tidak
Molla – tidak tahu
Saranghae – aku cinta kamu
Nado – juga
Pabo – bodoh
Dongsaeng – adik
Arraseo – mengerti/baiklah *eh bener nggak sih ?*
Eonni – kakak perempuan
  

1 komentar:

  1. aigoo kak anin, jujur aja dari awal aku baca ini aku udah punya firasat kalo cerita ini bakalan sad ending. as usual:p tapi menurut aku ceritanya bagus kok yah walaupun kayaknya ga yesung banget :D

    BalasHapus