Lintar dan nova duduk berdua, mereka saling berdiam diri satu sama lain. Nova memilih memainkan gantungan hapenya, sementara lintar malah melihat ke arah ujung sepatunya.
"Nov.." panggil lintar akhirnya, nova menoleh ke arahnya sambil tersenyum.
"Kenapa kak ?"
"Gue sayang sama lo" ujar lintar pelan, tapi cukup di dengar nova. Nova membelalakan matanya menatap lintar.
"Kak.." nova bingung mau ngomong apa.
"Gue tahu lo udah sama alvin. Ini cuma pengakuan doang nov, pengakuan biar gue bisa ngerasa lega, biar gue enggak jadi pengecut sama diri gue sendiri" jelas lintar.
"Maaf kak.."
"Enggak ada yang salah nov. Lo pantes sama alvin, dan emang cuma alvin yang pas buat lo"
"Gue udah nganggep kakak, kaya kakak gue sendiri, gue beneran enggak maksud buat nyakitin kakak"
"Udah gue bilang kan nov, ini cuma pengakuan aja. Dan jangan bikin gue nyesel karena bikin pengakuan ini kalo ujung-ujungnya lo jadi sedih karena ini, lagian minggu depan gue berangkat ke singapur nov"
"Ngapain kak ?"
"Beasiswa. Gue dapet beasiswa sekolah sampe perguruan tinggi disana, anggep aja ini salam perpisahan dari gue"
"Good luck ya kak disana, jangan lupa sama gue" ujar nova sambil tersenyum.
"Enggak akan lah nov. Gue titip anak-anak di panti ya, sering-sering main kesana, biar mereka enggak kesepian.."
"Pasti kak" jawab nova sambil seolah-olah hormat ke arah lintar. Lintar hanya tertawa, bukan dirinya ingin jadi pengecut, tapi memang kesempatan ini datang disaat dimana lintar terlalu sulit bisa ikut berbahagia atas kebahagiaan nova dan alvin. Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan nova, lintar pun pamit, dia menatap nova lagi sekilas, dan meyakinkan hatinya untuk bisa merelakan gadis manis tersebut.
"Cie yang abis ngobrol sama lintar.."
"Kak alvin ? kakak ngapain disini ? bukannya dikamar juga, infusnya mana ? pasti di copot deh ! bandel banget sih, ayo-ayo kita balik ke kamar, baru juga di tinggal bentar doang !" nova berdiri dari tempat duduknya siap mengajak alvin kembali ke kamar.
"Ampun deh, cewek gue galak juga ternyata..haha.." alvin menahan tangan nova, dan mengajaknya duduk kembali.
"Gue itu khawatir kak sama lo, gue enggak mau lo kenapa-napa. Lagian kata dokter kan kakak masih harus banyak istirahat, itu apa lagi nenteng-nenteng gitar.." kata nova sambil nunjuk gitar yang dibawa alvin.
"Iya nova, gue tahu, tapi gue bosen di kamar. Gue cuma pengen ngehirup udar seger aja bentar, abis itu balik lagi deh ke kamar"
"Kak, dua hari yang lalu, kakak beneran bikin gue jantungan setengah mati. Gue ngelihat gimana darah-darah itu mengalir deras dari hidung, bahkan mulut kakak, gimana tubuh kakak gemeteran, gue beneran takut kak saat itu.."
"Gue udah baik-baik aja kok nov, maafin gue ya kalo bikin lo takut" alvin melingkarkan tangannya di pundak nova.
"Kata dokter, kalo aja kakak telat di bawa ke rumah sakit, mungkin sekarang kakak udah..." nova tidak bisa menyelesaikan kata-katanya, kata itu terlalu sulit untuk di ucapkan.
"Makasih ya nova. Udah nolongin gue, udah bawa gue ke rumah sakit, gue bangga punya cewek yang berani kaya lo gini" puji alvin tulus yang bikin nova tersipu. Saat itu, keadaan alvin yang semakin parah, memaksa nova untuk bertindak cepat. Untung beberapa hari sebelumnya, ia baru saja diajarkan oleh ayahnya cara menyetir mobil. Dengan hanya bermodalkan rasa nekat dan ketakutannya akan alvin, nova membawa alvin ke rumah sakit.
"Gue belum siap kehilangan kakak" ujar nova pelan.
"Gue enggak pernah siap ninggalin lo nov, tapi mungkin ini injury time buat gue"
"Injury time ?"
"Masa perpanjangan waktu dalam sepak bola. Empat tahun bukan waktu yang singkat buat gue bertahan hidup dengan penyakit kaya gini, ini udah keajaiban sendiri dari Tuhan buat gue nov"
"Kakak pesimis ?"
"Enggak ada kata pesimis dalam kamus gue. Apalagi sekarang ada lebih banyak orang yang tahu dan nyuport gue, tapi hidup juga harus realistis kan nov ? enggak mungkin kita bertahan cuma dengan berpegangan sama harapan-harapan kosong doang kan" nova menatap alvin lirih, kalau boleh jujur, nova tahu alvin benar, tapi kata-kata alvin barusan, terasa begitu dalam di hatinya.
"Tapi keajaiban selalu bisa terjadi kan kak ?"
"Keajaiban udah terjadi di hidup gue nov. Gue cuma lebih mau berpikir pake logika, segede apa sih peluang gue kalo cuma ngarepin keajaiban"
"Jangan ngomong kaya gini dong kak, gue jadi ngerasa kayanya kakak mau ninggalin gue" ucap nova lirih.
"Gue nyanyi aja ya nov.." alvin mengambil gitar yang ia bawa tadi. Di tatapnya nova, mata beningnya, senyuman manisnya, wajah cantiknya.
Usap air matamu
Dekap erat tubuhku
Tatap aku sepuas hatimu
Dekap erat tubuhku
Tatap aku sepuas hatimu
Nikmati detik demi detik
yang mungkin kita tak bisa rasakan lagi
Hirup aroma tubuhku
yang mungkin tak bisa lagi tenangkan gundahmu
Gundahmu…
yang mungkin kita tak bisa rasakan lagi
Hirup aroma tubuhku
yang mungkin tak bisa lagi tenangkan gundahmu
Gundahmu…
Nyanyikan lagu indah
Sebelum ku pergi dan mungkin tak kembali
Nyanyikan lagu indah
Tuk melepasku pergi dan tak kembali
Sebelum ku pergi dan mungkin tak kembali
Nyanyikan lagu indah
Tuk melepasku pergi dan tak kembali
Nova terpaku sendiri di tempatnya, dia menikmati suara lembut alvin yang berpadu indah dengan gitarnya. Tapi lirik dari lagu tersebut yang membuat nova ingin menangis rasanya.
"Gimana bagus kan nov ? gue bikin sendiri tuh.." ujar alvin selesai ia bernyanyi.
"Ba..bagus kak.."
"Kenapa ? jangan nangis dong. Itu lagu special buat lo" alvin menghapus setitik air mata yang terselip di ujung mata nova dengan ujung jarinya.
"Maaf kak, gue suka lagunya, tapi liriknya.."
"Sesuai sama perasaan gue sekarang nov. Ayo gantian dong nyanyi buat gue" bujuk alvin.
"Enggak ah, suara gue enggak bagus" tolak nova malu-malu.
"Gue tahu semua tentang lo ya nov, siapa ya yang suka nyanyi malam-malam di beranda kamarnya sambil bawa-bawa boneka teddy bear dari gue" goda alvin.
"Dasar tukang ngintip"
"Bukan ngintip tapi perhatian sama lo, udah ah ayo cepetan nyanyinya" nova berpikir sejenak, mencari lagu apa yang ingin ia nyanyikan untuk pangerannya itu.
ku tak bisa menebak
ku tak bisa membaca
tentang kamu
tentang kamu
kau buat ku bertanya
slalu dalam hatiku
tentang kamu
tentang kamu
bagaimana bila akhirnya ku cinta kau
dari kekuranganmu hingga lebihmu
bagaimana bila semua benar terjadi
mungkin inilah yang terindah
begitu banyak bintang
sperti pertanyaanku
tentang kamu
tentang kamu
ku tak bisa membaca
tentang kamu
tentang kamu
kau buat ku bertanya
slalu dalam hatiku
tentang kamu
tentang kamu
bagaimana bila akhirnya ku cinta kau
dari kekuranganmu hingga lebihmu
bagaimana bila semua benar terjadi
mungkin inilah yang terindah
begitu banyak bintang
sperti pertanyaanku
tentang kamu
tentang kamu
"Prok..prok..prok.." alvin memberikan aplaus untuk penampilan nova yang selalu bisa membuatnya kagum.
"Makasih kak"
"Bagus banget nov, lo emang matahari buat gue, makasih ya buat semuanya selama ini"
"Gue yang harusnya makasih kak, udah bisa ngedapetin orang kaya kakak, yang selalu siap sedia kapanpun gue butuhin"
"Lo termasuk alasan gue buat terus bertahan nov"
"Gue harap kakak bisa terus bertahan selamanya buat gue, karena gue bakal selalu ada buat kakak" kata nova tulus dan yakin, alvin hanya bisa tersenyum.
"Tutup mata lo dong nov" pinta alvin.
"Buat apa ?" tanya nova bingung.
"Kejutan buat lo" alvin tersenyum melihat nova, nova pasrah, ia memejamkan matanya.
"Jangan dibuka sampe gue bilang buka ya, awas lho" perintah alvin, nova hanya mengangguk.
Tanpa alvin sadari, beberapa meter ia berjalan. Nova membuka matanya, ia dapat melihat punggung alvin yang mulai menjauh, aroma tubuh alvin yang mulai tidak terasa, semakin jauh tubuh alvin melangkah dari tempat duduknya, entah mengapa nova merasa semakin berat, seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, ada sesuatu yang seperti di cabut paksa dari jiwa dan raganya, ada sesuatu yang menghilang perlahan dalam hidupnya. Dan entah mengapa air mata nova mengalir turun perlahan, tepat ketika tubuh alvin tidak terjangkau lagi oleh penglihatannya.
***
Aula sudah penuh oleh tamu-tamu undangan. Rio mengintip dari balik tirai panggung, dia tersenyum sendiri melihat banyaknya orang yang datang. Lalu ia berjalan ke arah teman-temannya yang lain.
"Udah pada siap kan ?" tanyanya.
"Udah, kita tinggal ngejalanin ini" jawab cakka.
"Sebelum kita mulai, mari kita berdoa bersama-sama, berdoa di mulai" seperti biasa iel memimpin mereka semua berdoa. Mereka saling berpegang tangan satu sama lain, saling menguatkan satu sama lain. Bersama-sama, mereka naik ke atas panggung.
"Enggak mudah buat kita berdiri tegak disini hari ini" iel membuka acara tersebut.
"Apalagi ketika kita sadar, saat salah satu sahabat terbaik kita telah pergi sebulan yang lalu" sambung cakka.
"Tapi kita ada disini karena dia" lanjut ify.
"Untuk meneruskan semua semangatnya dan kebaikannya" ujar rio.
"Alvin jonathan sindunata" kata mereka berempat kompak.
"Seperti yang telah kita ketahui bersama, alvin memang sudah pergi sebulan yang lalu.." iel berhenti sejenak, ia mengalihkan pandangannya ke arah mama papanya alvin, ada ray dan aren juga disitu, juga nova, yang matanya nampak berkaca-kaca.
"Dan tidak mudah buat saya dan sahabat-sahabat saya yang lain untuk menerima ini semua, tapi bukan berarti kesedihan harus selalu berlarut-larut. Hari ini kita semua berkumpul disini, melaksanakan acara ini, sebuah acara untuk mengenang sahabat terbaik kami" lanjut iel lagi.
"Ini hanya sebuah persembahan kecil, dari kami untuk alvin. Sahabat sekaligus saudara yang telah memberi banyak hal untuk kami semua, gue harap lo bisa lihat ini bro.." cakka melihat ke arah atas sambil tersenyum, yang lainnya juga melakukan hal yang sama. Lalu cakka dan iel turun panggung berdua, meninggalkan rio dan ify.
"Catatan yang akan saya bacakan ini, adalah tulisan dari alvin, yang mungkin ia tulis di sisa-sisa akhir hidupnya" ujar ify sambil tersenyum, meski air matanya sudah memaksa menetes.
"Dan lagu ini, sebuah lagu khusus yang saya ciptakan untuk alvin" Rio duduk di sebuah kursi sambil membawa gitarnya, sementara ify berdiri di tengah panggung, memegang secarik kertas di tangan kanannya dan sebatang lilin di tangan kirinya. Para tamu yang hadir juga memegang lilin yang telah di bagi-bagikan tadi, ruangan langsung di gelapkan, tepat ketika dentingan gitar rio mengalun.
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Best friend nd love with line
orang bilang sahabat adalah saudara yang Tuhan lupa kasih untuk kita
dan mungkin itu kata-kata paling tepat untuk menggambarkan mereka
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
orang bilang sahabat adalah saudara yang Tuhan lupa kasih untuk kita
dan mungkin itu kata-kata paling tepat untuk menggambarkan mereka
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Mario stevano aditya haling, Cakka kawekas nuraga, Gabriel stevent damanik dan Alyssa saufika umari
Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Empat nada terindah yang melengkapi symphoni kehidupan gue
anugerah spesial yang Tuhan berikan untuk melengkapi segala kekurangan gue
bintang paling terang yang selalu membimbing jalan kehidupan gue
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
anugerah spesial yang Tuhan berikan untuk melengkapi segala kekurangan gue
bintang paling terang yang selalu membimbing jalan kehidupan gue
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Maaf kalo gue enggak bisa nepatin janji gue
semua bukan keinginan gue, ini jalan hidup gue
dan gue sangat bahagia menjalani ini
karena gue tahu kalian selalu ada buat gue
kapanpun
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
semua bukan keinginan gue, ini jalan hidup gue
dan gue sangat bahagia menjalani ini
karena gue tahu kalian selalu ada buat gue
kapanpun
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Terimakasih
untuk segala perhatian dan kasih sayang
semua waktu yang udah kalian curahin
semua kenangan yang kalian torehin bareng gue
untuk segala perhatian dan kasih sayang
semua waktu yang udah kalian curahin
semua kenangan yang kalian torehin bareng gue
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Nova
matahari kecil gue
malaikat penyelamat gue
senyum yang selalu bisa bikin gue bertahan
Bila kau harus pergi meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
matahari kecil gue
malaikat penyelamat gue
senyum yang selalu bisa bikin gue bertahan
Bila kau harus pergi meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Terimakasih
untuk empat tahun yang luar biasa
untuk segala hal yang bikin gue bahagia
untuk udah jadi nyanyian terindah di akhir hidup gue
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Sahabat dan matahari gue
berdiri di atas sebuah garis lurus
yang terbentang di sepanjang kehidupan gue
yang mengisi jalannya dengan sempurna
pergi terlebih dahulu
bukanlah untuk meninggalkan kalian
tapi disini gue janji
gue akan jadi orang pertama
yang menyambut kalian saat waktunya nanti
gue akan menyiapkan tempat yang indah untuk kita semua
jadi tersenyumlah sekarang
karena gue baik-baik aja
karena gue pengen lihat kalian baik-baik aja
karena gue percaya kalian akan selalu baik-baik aja
sebuah garis lurus
akan membuat semuanya menjadi lebih teratur
tertata rapi dalam geraknya
dan kalian semua adalah garis buat gue
garis yang selalu menjaga gue
untuk selalu tetap bertahan dalam lintasan hidup gue
untuk empat tahun yang luar biasa
untuk segala hal yang bikin gue bahagia
untuk udah jadi nyanyian terindah di akhir hidup gue
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Sahabat dan matahari gue
berdiri di atas sebuah garis lurus
yang terbentang di sepanjang kehidupan gue
yang mengisi jalannya dengan sempurna
pergi terlebih dahulu
bukanlah untuk meninggalkan kalian
tapi disini gue janji
gue akan jadi orang pertama
yang menyambut kalian saat waktunya nanti
gue akan menyiapkan tempat yang indah untuk kita semua
jadi tersenyumlah sekarang
karena gue baik-baik aja
karena gue pengen lihat kalian baik-baik aja
karena gue percaya kalian akan selalu baik-baik aja
sebuah garis lurus
akan membuat semuanya menjadi lebih teratur
tertata rapi dalam geraknya
dan kalian semua adalah garis buat gue
garis yang selalu menjaga gue
untuk selalu tetap bertahan dalam lintasan hidup gue
makasih
alvin jonathan sindunata.
Lampu kembali menyala ify menatap semua orang yang dari tadi melihat ke arahnya. Ia melihat nova yang menangis terisak di pelukan acha, dan aren di pelukan deva. Orang-orang yang datang, yang sebagian besar terdiri dari teman-teman mereka di sekolah, guru-guru mereka juga beberapa kolega orang tua alvin, tidak sedikit juga yang ikut menitikkan air mata.
Rio yang dari tadi mengiringi ify dengan gitarnya dan suaranya, berdiri dan berjalan menghampiri ify, ia melihat air yang turun perlahan dari mata ify. Ada sedikit suara bergetar saat ify membaca note itu tadi. Perasaan rio sendiri campur aduk, dalam hatinya kecilnya ia masih berharap dapat menemui alvin setelah ini.
Iel dan cakka keluar dari belakang panggung, mereka berdua tadi mendengarkan itu dengan cermat, meski telah membaca sendiri berkali-kali. Mereka berdiri mengapit rio dan ify, lalu mereka berempat sama-sama membungkukkan badan memberi penghormatan.
"Prok..prok..prok.." ray berdiri dari tempat duduknya, dan bertepuk tangan. Ia sendiri membiarkan air matanya mengalir, keke yang ada di sampingnya, ikut berdiri dan bertepuk tangan seperti ray, lalu disusul oleh yang lainnya.
"Terimakasih.." ucap iel mewakilkan teman-temannya. Ia tidak mengerti lagi harus berkata apa, perasaannya tidak menentu sekarang. Mereka berempat tersenyum, lalu berjalan ke arah belakang panggung.
"Kita sukses vin" ujar ify pelan sambil menengadahkan kepalanya melihat bintang yang menghiasi malam yang pekat. Rio menggenggam tangan ify, iel menaruh tangannya di pundak rio dan cakka juga melakukan hal yang sama ke iel.
"Lo baik-baik aja kan disana ?" tanya rio lirih.
"Kita kangen sama lo, sebulan terasa lama banget vin" ucap iel.
"Gue masih berharap nemuin lo duduk sambil baca buku, nemuin lo lagi nendang-nendang bola di lapangan, nemuin lo lagi nyelipin surat buat nova, gue masih berharap vin.." teman-temannya memandang ke arah cakka. Cakka benar, mereka tidak bisa bohong, kalo mereka belum bener-bener rela akan kehilangan ini.
"Lo akan selalu ada disini vin" kata ify.
"Selamanya" timpal rio.
"Jadi sahabat kita" lanjut iel.
"Enggak akan pernah terganti" sambung cakka. Mereka berempat tersenyum bersama, membiarkan rasa sakit kehilangan itu menguap dengan caranya. Mereka akan selalu tetap bersama, dan alvin akan selalu tetap hidup di hati mereka masing-masing. Enggak penting, ada apa setelah ini, tapi mereka akan saling bahu membahu, mengatasi kesedihan satu sama lain, layaknya seorang sahabat sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar