Hari yang indah siap di mulai kembali, burung-burung telah bercicit riuh, dan matahari mulai menjalankan tugasnya. Kesibukan juga di mulai kembali, walaupun ada yang masih tidur, ataupun sedang berusaha mencuri waktu untuk melanjutkan mimpinya.
Gabriel atau Iel, duduk di pinggir tempat tidurnya di dalam kamarnya yang mungkin bisa di gunakan untuk bermain bola. matanya mengerjap-ngerjap, bukan karena masih ngantuk, tapi karena rasa pusing yang terus menderanya sepanjang malam. Pandangannya agak kabur, tapi dia tetap berusaha berdiri dan mandi. setelah itu dia lansung bergegas turun ke ruang makan buat sarapan.
"Eh, si Aden tumben udah bangun, biasanya perlu di bangunin dulu ?" sapa mbok yati ramah.
"Iya nih mbok, enggak tahu dari semalam aku pusing enggak bisa tidur."
"Aden sakit ya ? Ko mukanya Pucat ?" ada nada khawatir di suara mbok yati, sementara Iel hanya tersenyum saja melihatnya.
"Ya udah aden jangan bawa mobil sendiri ke sekolah, di antar sama pak gun aja" kata mbok yati lagi.
"Iya mbok, aku mungkin cuma kecapean aja. ya udah bilang ke pak gun aku tunggu di depan" iel memberikan senyum termanisnya ke mbok Yati dan mencomot setangkap roti.
Enggak sampai 15menit iel udah duduk aja di dalam kelasnya, kelasnya masih sepi, bahkan obiet sahabatnya yang megang rekor selalu datang pagi belum nongol juga. Iel cuma duduk di bangkunya, sambil terus mijet-mijet kepalanya yang terus nyut-nyutan.
"Eh iel tumben lo udah datang" obiet yang heran, lansung menghampiri iel.
"Hehe, sori ya bro, rekor lo gue patahin.." iel menjawab sambil cengengesan.
"Ye orang di tanyain juga.."
"Enggak tahu ni biet, lagi enggak enak badan gue. dari semalam gue enggak bisa tidur nyenyak"
"Lo sakit, udah ke dokter belum ? kalo sakit harusnya lo ijin aja, bisa telpon oik atau gue" iel cuma senyum-senyum aja. Obiet yang ketua kelas ini emang sahabatnya yang paling bijak dan perhatian.
"Haha, enggak ah, kalo di rumah sepi, gue malah bisa sakit beneran."
"Ya udah.." obiet bingung mau bilang apa lagi, karena dia tahu, keadaan rumah iel yang emang sepi dan dingin. enggak berapa lama kemudian giliran oik dan via yang dateng.
"Lho iel, kok udah datang ? kali ini via yang nanya.
"Perasaan pada heran banget sih gue dateng pagi, padahal tiap hari pada pesn ke gue biar enggak kesiangan,hahaha"
"Abis kan tumben yel" kata oik ikut-ikutan.
"Tumben iel udah datang" semua yang ada di kelas noleh ke pintu, semntara Cakka yang ngerasa di liatin jadi bingung sendiri.
"Hmm, gini deh, gue rasa bakal banyak orang yang nanya kenapa gue datang pagi, jadi mending gue jawabnya, sekalian nunggu riko, alvin, agni sama shila aja ya, hehe.."
setelah teman-temannya yang lain datang, iel pun menjelaskan kenapa diadatang pagi ke sekolah. Iel emang lawannya obiet, selalu megang rekor kesiangan. jadi gimana semua enggak ngerasa ajaib iel udah ada di kelas dari belum ada orang. dan pelajaran hari ini pun di mulai dengan biasa-biasa aja, kecuali kepala iel yang terus-terusan enggak bisa di ajak kompromi.
saat pulang sekolah di lap. basket.
"Cak, gue mau balik nih, kayanya gue emang butuh tiduran deh !" seru iel kepada Cakka. Iel emang kapten basket, dan cakka wakilnya.
"Oh oke deh bro, saran gue mending lo ke dokter dah, muka lo pucet tuh. masalah latihan sih serahin aja sama gue"
"Ya udah thanks ya" iel segera berjalan menuju parkiran diman pak gun sedang menunggunya dengan setia.
di mobil.
"Pak mampir ke rumah sakit ya, enggak betah nih saya sama pusingnya."
"siap den.."
Sementara itu, teman iel yang lain masih pada kumpul di sekolah karena kegiatan ekskul masing-masing.
Di ruang musik.
Oik hampir tidak berkedip melihat obiet menggesekan biolanya, nada-nada yang indah membuat oik merasa bahwa di dunia ini hanya ada obiet dan dia. Yap, sudah sejak sd Oik selalu kagum sama obiet, obiet yang tenang, yang selalu punya solusi di tiap masalah, yang selalu bisa ngademin hati sahabat-sahabatnya kalau lagi panas, dan entahlah sejak kapan rasa kagum itu berubah menjadi cinta.
"Lho oik kok belum pulang ?" tanya obiet lembut, tapi malah bikin oik gelagapan karena ke gap lagi liatin obiet.
"Eh..itu..ehm..ini..aduh kenapa sih gue” oik bingung sendiri merasa dirinya kacau.
"Kenapa ik ? " obiet juga jadi ikutan bingung, temannya yang cerewet ini kok jadi gagap.
"Gini biet, tadi via di jemput mamanya, gue jadi nunggu di jemput sendiri, denger suara biola elo dari ruang musik, ya udah gue samperin aja, hehe" jelas oik berusaha mengatasi rasa gugupnya.
"Oh, gue udah selesai ni, mau pulang bareng enggak ?" tawar obiet kemudian, yang tentu saja lansung di balas anggukan oleh oik sambil tersenyum lebar.
di lap.futsal.
Alvin terus menggiring bola walaupun latihan udah selesai daritadi. dia suka berlari, menurutnya berlari lebih bisa membuat dia melupakan segala masalahnya. dia enggak peduli walaupun lap udah sepi, tapi tiba-tiba, karena tali sepatunya yang lepas, dia pun tersungkur jatuh dengan posisi yang salah. dan sebagai pemain futsal yang jago, alvin sadar kalau kakinya keseleo.
"Butuh bantuan ?" ada sebuah tangan yang menjulur ke arahnya. karena emang butuh alvin lansung aja nyamber tuh tangan dan berusaha berdiri tanpa melihat si empunya tangan. sambil berpegangan tertatih-tatih berjalan ke pinggir lapangan.
"Woi vin !" alvin menoleh ke arah suara tersebut, dan melihat riko sedang berjalan ke arahnya.
"Ya udah kak, itu temannya udah datang. aku tinggal ya" ternyata yang menolong alvin adalah seorang anak perempuan, dia tersenyum manis pada alvin dan segera pergi meninggalkan alvin, lalu tersenyum kembali ketika berpapasan dengan riko.
"Eh vin, gue tungguin juga di parkiran, katanya motor lo rusak mau nebeng."
"Eh iya..iya. ya udah ayo." alvin lalu berdiri dan mengambil tasnya.
"Kaki lo kenapa sob ?"
"Keseleo"
"Oh, terus cewek tadi siapa ?"
"Enggak tahu, tapi dia nolongin gue tadi."
"Yee, lo udah di tolongin juga"
"Abis dia lansung pergi, padahal gue belum bilang makasih. udah ayo ah, bantuin gue jalan keparkiran"
"Lo enggak penasaran, nyari tuh cewek buat bilang makasih?"
"Kalo ketemu lagi ya gue bilang, kalo enggak ya udah, udah ayo ah" riko nurut aja dan lansung memapah alvin, bukan hal aneh sih kalau alvin cuek sama hal di sekitarnya.
Keesokan harinya.
"Den, di makan dulu buburnya, biar enggak lemes" kata mbok yati kepada iel. iel merasa sakit di kepalanya terus-terusan meyiksa, akhirnya dia memutuskan untuk enggak masuk dulu hari ini, apalagi kondisinya yang lemes banget.
"Iya mbok taro aja, nanti aku makan."
"Oh ya den, tadi ada telpon dari rumah sakit katanya aden harus kesana ambil hasil check up"
"Iya nanti aku kesana abis makan, makasih ya mbok." kata iel sambil tersenyum.
Setelah merasa agak mendingan iel pun pergi ke rumah sakit dan mengmbil hasil check upnya, dan alangkap terkejutnya iel, setelah mendengarkan hasil dari check upnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar