Sabtu, 09 April 2011

Another Way to Love "Intro..."

Alvin dan rio adalah saudara tiri. Tapi tidak seperti di film-film atau bahkan di sinetron-sinetron, hubungan mereka sangatlah akrab. Meski mereka berdua mempunyai sifat yang bertolak belakang. Mereka selalu saling menyuport satu sama lain, saling mengisi satu sama lain. Mereka berdua bahkan saling berusaha ikut tersenyum saat salah satu dari mereka bahagia.
***
11 tahun yang lalu.
Seorang anak laki-laki duduk di sudut kamarnya, meringkuk sambil memegang kedua lututnya. Badannya bergetar hebat, suara tangisnya lebih terdengar seperti isakan yang memilukan.
"Alvin..udah jangan nangis lagi, kan ada tante.." alvin langsung memeluk wanita yang sedang berlutut di hadapannya.
"Alvin..benci..alvin benci sama papa !" ujar alvin kecil yang masih berumur 6 tahun terbata-bata.
"Enggak boleh bilang gitu. Udah ya alvin enggak nangis lagi, kan ada tante.."
"Iya vin, kamu kan jagoan, enggak boleh cengeng, kan ada mama sama aku" tiba-tiba seorang anak laki-laki yang sepantaran dengan alvin juga berdiri di depannya. Alvin tersenyum, dia menghapus air matanya.
"Tante, aku boleh panggil tante, mama kan ?" tanya alvin ragu-ragu, dia tahu selama ini, kelakuannya suka sedikit kelewatan.
"Boleh dong vin, kan aku juga manggil papa kamu papa" ujar rio nyamber.
"Iya dong sayang, mama seneng kalo alvin udah mau manggil mama" alvin memeluk mamanya sekali lagi.
***
11 tahun kemudian.
"Plakk !!"
"Kamu itu bisa sopan sedikit enggak sih !?" alvin hanya terdiam memandang papanya sinis. Kemudian dia ngeloyor pergi gitu aja dari hadapan papanya. Hatinya pedih, meski ini bukan pertama kalinya papanya ngelakuin itu. Dia tersenyum ke arah mamanya dan rio yang sedang menunggu mereka di ruang makan.

"Ma, alvin sarapan di sekolah aja deh, alvin berangkat ya" alvin mencium tangan mamanya, mamanya cuma bisa tersenyum. Lalu ia juga tersenyum ke arah rio, dan langsung meraih kuci motornya.

"Kemana dia ? di kasih tahu setiap hari, bukannya tambah bener malah tambah ancur aja !"
"Udahlah pa, masih pagi enggak enak di denger tetangga"
"Ehm. ma pa, rio berangkat dulu ya.." rio salim mencium tangan mama dan papanya, dia juga males kalo harus denger keributan ini pagi-pagi.
"Kasih tahu yo ke alvin, suruh dia berubah kaya kamu" rio hanya tersenyum mendengar kata-kata papanya. Dia langsung ke luar, berharap masih bisa menyusul alvin, tapi terlambat. Dengan cepat dia menyalakan mobilnya, dan menuju ke sekolahnya. Tebakannya benar, alvin tidak langsung pergi ke sekolah, dia tahu dimana alvin sekarang, tapi tugas untuknya yang sudah menumpuk, membuatnya harus mengurungkan niatnya buat nyusulin alvin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar